Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
Di Belanda, otoritas berwenang sudah selangkah lebih maju menghadapi fenomena ini. Dewan kota Arnhem misalnya memutuskan untuk melakukan sesuatu, yang biasanya justru dilakukan di musim salju: menyirami jalan dengan garam.
Karena diketahui, garam ternyata tidak bisa meningkatkan daya cengkeram ban ketika aspal ditutupi salju, melainkan juga bisa digunakan untuk menghentikan pelelehan aspal pada cuaca panas yang ekstrem. Garam bisa menarik kelembaban dari udara dan mendinginkan permukaan jalan.
Baca Juga: Tingkatkan jumlah turis ke Bali, Kemhub berikan sejumlah fasilitas prioritas
Bagaimana dengan transportasi air dan penerbangan?
Naik kapal menyusuri Sungai Rhein di Jerman memang menyenangkan, sambil diterpa angin sepoi-sepoi. Tapi kali ini, otoritas lalu lintas sungai memperingatkan bahwa permukaan air sedang turun. Di beberapa tempat, Rhein sudah tidak bisa dilayari.
Tingkat air yang rendah juga melumpuhkan lalu lintas Sungai Donau di Bayern, sehingga otoritas setempat melarang kapal-kapal pesiar menggunakan sungai pada jalur sepanjang 60 kilometer.
Anda mungkin akan berpikir, pesawat terbang adalah moda transportasi terbaik, karena memang pesawat dirancang dan diperlengkapi untuk mengatasi baik suhu rendah maupun suhu tinggi yang ekstrem.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Kamu Harus Sering Traveling Sebelum Menikah
Namun itu semua ada batasnya. Jika suhu melebihi 47 derajat Celcius, pesawat akan "didaratkan" (grounded), karena beberapa produsen pesawat tidak menjamin bahwa pesawat akan berfungsi penuh.
Semakin hangat, semakin sedikit kepadatan udara, yang pada gilirannya menghasilkan lebih sedikit arus angin di bawah sayap, yang dibutuhkan pesawat untuk meluncur di udara.
Jadi yang paling selamat bersepeda saja? Tidak juga. Karena dokter memperingatkan, pada suhu panas ekstrem, badan dengan cepat bisa mengalami dehidrasi, jadi hindari kegiatan fisik berlebihan, seperti berjalan cepat, berlari dan bersepeda.