kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memupuk kekayaan dari penyimpanan awan Dropbox (1)


Selasa, 09 Oktober 2018 / 15:32 WIB
Memupuk kekayaan dari penyimpanan awan Dropbox (1)
ILUSTRASI. FENOMENA - Drew Houston


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

Peningkatan penggunaan ponsel pintar maupun perangkat lain memunculkan teknologi baru seperti layanan cloud storage atau layanan penyimpanan awan. Salah satu layanan teknologi penyimpanan berbasis awan yang populer di dunia adalah Dropbox. Perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) ini dirintis oleh Drew Houston pada 11 tahun silam. Kini pengguna Dropbox mencapai 11,9 juta pengguna. Dari layanan Dropbox, Houston menjadi miliarder muda di usia 35 tahun. 

Era teknologi memunculkan produk inovasi yang menjadi kebutuhan masyarakat modern secara global. Salah satunya adalah layanan file hosting yang menawarkan sejumlah jasa seperti penyimpanan awan, sinkronisasi dokumen, cloud pribadi, dan perangkat lunak bagi klien. Bagi pengguna internet yang memiliki banyak data untuk disimpan, tentu layanan penyimpanan awan bukanlah layanan yang asing.

Dropbox merupakan salah satu startup di bidang penyimpanan awan atau cloud storage yang paling populer di dunia. Pendiri perusahaan ini adalah Drew Houston. Pria ini masih relatif muda, yakni 35 tahun. Namun berkat kepemilikannya di bisnis yang ia dirikan pada 11 tahun lalu ini, Houston mampu menyandang status miliarder.

Saat ini Houston memiliki 25% saham Dropbox. Sepanjang tahun 2017, Dropbox berhasil mencatatkan pendapatan US$ 1,10 miliar atau naik dari periode sama 2016 yang sebesar US$ 845 juta.

Selain itu, pada 2017 lalu, perusahaan ini berhasil mencetak laba pertamanya sebesar US$ 60 juta. Sebagai gambaran saja untuk tahun 2016, Dropbox masih menderita kerugian US$ 58 juta. Mengutip Majalah Forbes sampai 7 Oktober 2018, total kekayaan Dew Houston sebesar US$ 2,2 miliar.

Bisnis model Dropbox adalah menawarkan layanan premium ke pengguna. Para pengguna akan diberikan akun gratis yang memiliki kapasitas penyimpanan terbatas. Jika konsumen ingin menambah kapasitas penyimpanan di akunnya, ia harus melakukan penambahan fitur tertentu. Penambahan ini mengharuskan pengguna untuk berlangganan, alias membayar.

Pengguna layanan ini terus bertambah. Pada April 2009, pengguna Dropbox yang terdaftar mencapai 1 juta pengguna. Angka itu naik dua kali lipat pada September 2009. Kemudian pengguna melewati 50 juta pengguna pada Oktober 2011 dan mencapai 500 juta pada bulan Maret 2016. Berdasarkan data resmi Dropbox sampai Agustus 2018, perusahaan ini mempunyai 500 juta lebih pengguna. Dari jumlah pengguna ini sebanyak 11,9 juta merupakan pengguna berbayar.

Houston dan rekannya Arash Ferdowsi berhasil membangun bisnis penyimpanan awan ini hingga menjadi besar dan berhasil mencatatkan perusahaan di bursa Nasdaq Amerika Serikat (AS). Saat melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada Maret 2018, Dropbox berhasil mengumpulkan dana sebesar US$ 756 juta. Pada saat IPO, saham Dropbox tercatat sempat mengalami kenaikan 35%.

Dana yang berhasil dijaring Dropbox dari IPO pada awal 2018 ini merupakan IPO perusahaan teknologi terbesar setelah pencatatan saham perdana Snapchat pada 2017 lalu. Sebelum IPO, sebenarnya Dropbox sudah mendapatkan beberapa pendanaan dan investasi. Pendanaan pertama perusahaan ini adalah berasal dari accelerator Y Combinator.

Setelah pendanaan ini, tercatat ada beberapa pemodal dan pemberi dana yang masuk. Sebagai gambaran sejak 2007, tercatat ada sembilan total pendanaan dengan jumlah US$ 1,7 miliar. Pendanaan mengalir dari beberapa institusi keuangan dunia, seperti BlackRock, Index Venture dan Sequoia Capital. Selain itu ada 37 investor yang menanamkan modalnya di Dropbox selama ini.

Beberapa investor tersebut adalah JP Morgan, Royal Bank of Canada, Deutsce Bank, Macquarie Group, Goldman Sashs, Bank of America, All Blue Capital, Salesforce Venture dan Innovation Department. Seiring dengan IPO ini Dropbox terus mengembangkan bisnis dan memupuk pendapatan. Sejak tahun 2007, ada total 24 akuisisi yang telah dilakukan Dropbox untuk meningkatkan layanan dan performa bisnisnya.

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×