CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Menang Banyak, Harga Bitcoin hingga Shiba Inu Sabtu (5/2) Melesat Tinggi


Sabtu, 05 Februari 2022 / 13:20 WIB
Menang Banyak, Harga Bitcoin hingga Shiba Inu Sabtu (5/2) Melesat Tinggi
ILUSTRASI. Pasar kripto menghijau di akhir pekan. Harga Bitcoin hingga Shiba Inu melesat pada Sabtu (5/2/2022). REUTERS/Dado Ruvic/Illustration.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Pasar kripto menghijau di akhir pekan. Harga Bitcoin hingga Shiba Inu melesat pada Sabtu (5/2). Bahkan, harga Bitcoin menembus US$ 40.000, level tertinggi dalam dua minggu terakhir. 

Mengacu data CoinMarketCap pada Sabtu (5/2) pukul 13.05 WIB, harga Bitcoin bertengger di US$ 41.551,02 atau melonjak 10,54% dalam 24 jam terakhir.

Harga mata uang kripto terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar itu melampaui ambang psikologis utama US$ 40.000 untuk pertama kalinya sejak 22 Januari lalu. 

"Beberapa serangan pada sisi bawah tidak berhasil lagi karena risiko telah dihilangkan," kata Daniel Kukan, Senior Trader Crypto Finance AG, seperti dikutip CoinDesk.

Kukan mengatakan, target berikutnya untuk tingkat harga Bitcoin pada sisi atas adalah US$ 42.000 hingga US$ 43.000. 

Baca Juga: Harga Bitcoin Melesat Tembus US$ 40.000, Bisa Naik Sampai Level Berapa?

Harga Bitcoin sempat turun setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pertumbuhan pekerjaan yang kuat secara tak terduga pada Januari lalu.

Secara teoritis, laporan semacam itu akan negatif untuk harga Bitcoin, karena bank sentral AS, Federal Reserve mungkin perlu bergerak lebih agresif dalam menaikkan suku bunga untuk menjaga pasar tenaga kerja tidak terlalu panas. 

Peningkatan yang sangat besar

Secara umum, harga Bitcoin telah merespons negatif terhadap kebijakan moneter yang lebih ketat.

"Reaksi spontan awal Bitcoin terhadap laporan penggajian nonpertanian yang sangat kuat adalah kelemahan," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior Oanda, seperti dilansir CoinDesk.

Tapi, dia mencatat, "harga Bitcoin telah berhasil stabil meskipun tekanan inflasi meningkat yang terus mendorong imbal hasil obligasi global lebih tinggi".

Baca Juga: 10 Aset Kripto Berkapitalisasi Pasar Terbesar Tertekan Rencana The Fed



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×