Sumber: The Guardian,The Guardian | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Warga Inggris tampaknya mulai bosan dengan burger daging tiruan, sosis sayuran, dan ayam palsu. Bulan lalu, The Grocer melaporkan bahwa Quorn dan Linda McCartney’s—dua merek daging nabati terbesar di Inggris—mengalami kerugian gabungan sebesar £ 15,7 juta pada 2024. Secara keseluruhan, penjualan pengganti daging turun 6% atau sekitar £ 30 juta.
Namun, ini bukan berarti konsumsi daging kembali meningkat. Mengutip The Guardian yang melansir laporan Eating Better—aliansi organisasi lingkungan, kesejahteraan hewan, kesehatan masyarakat, dan keadilan sosial—konsumsi daging di Inggris telah menurun selama lebih dari satu dekade.
Survei tahun 2024 menunjukkan semakin sedikit orang yang makan daging setiap hari, 61% bersedia menguranginya, dan 24% benar-benar sudah mengurangi konsumsi daging dalam setahun terakhir.
Di tengah tren itu, tahu dan tempe justru laris manis di rak supermarket. The Grocer mencatat penjualan tahu naik 15,3% di Inggris, sementara tempe menjadi salah satu makanan dengan pertumbuhan tercepat.
Tiba Tempeh, produsen tempe terbesar di Inggris, melaporkan kenaikan penjualan 736% dibanding tahun sebelumnya. Pesaing utamanya, Better Nature, juga mencatat lonjakan 128% dalam periode yang sama. Keduanya bahkan berhasil menggalang dana lebih dari £ 1 juta untuk ekspansi internasional.
Tahu sudah lama hadir di pasar, tapi meski popularitasnya meningkat, tempe masih relatif asing bagi banyak konsumen Inggris. Jadi, apa sebenarnya tempe dan kenapa tiba-tiba jadi populer?
Baca Juga: Penitipan Anak di London Jadi Korban Peretasan, Ribuan Data Anak Dicuri
Tempe berasal dari Indonesia
Meski baru populer di Inggris, tempe jelas bukan makanan baru. Dalam tinjauan tahun 2021, peneliti dari University of Massachusetts dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menulis: “Tempe adalah makanan asli Indonesia yang sudah dikonsumsi sebagai sumber protein utama lebih dari 300 tahun.”
Petty Elliott, chef asal Indonesia yang berbasis di Inggris sekaligus penulis buku The Indonesian Table, mengatakan: “Tempe sangat penting dalam budaya Indonesia, terutama bagi orang Jawa—tempe berasal dari Pulau Jawa.”
Referensi tertua soal tempe ditemukan dalam naskah Serat Centhini dari abad ke-19, meski sebagian pakar meyakini tempe sudah ada lebih dari 1.000 tahun.
“Tempe punya rasa lembut seperti jamur dengan sedikit rasa kacang, teksturnya padat dan mirip daging. Banyak yang menyebut rasanya earthy dengan sedikit aroma fermentasi,” jelas Dr. Sammie Gill, ahli gizi dan juru bicara British Dietetic Association.
Elliott menambahkan, meski berbahan fermentasi, rasanya tidak sekuat miso. “Tempe bisa jadi sangat gurih, bahkan lebih kaya rasa dan tekstur dibanding tahu—bisa dibuat renyah dan crunchy.”
Penulis makanan Eleanor Ford juga menegaskan, “Tekstur tempe yang berbiji-biji dan bernuansa kacang membuatnya jauh dari kata membosankan.”
Baca Juga: Rusia Perluas Larangan Masuk bagi Warga Inggris terkait Ukraina
Chef Lara Lee, penulis A Splash of Soy, menyebut tempe juga berfungsi seperti spons.
“Saat dimasak dalam kuah atau saus, tempe menyerap semua rasa yang ada.”
Apakah tempe sehat?
Menurut Better Nature: “Tempe punya jumlah protein yang setara dengan ayam, lebih banyak serat dibanding apel, dan kaya prebiotik yang baik untuk usus.”
Ross Longton, pendiri Tiba Tempeh, menambahkan tempe mengandung dua kali lipat protein dan enam kali lebih banyak serat dibanding tahu.
Gill membenarkan klaim ini: “Tempe adalah sumber protein nabati yang sangat kaya. Sekitar 100 gram tempe mengandung 20 gram protein—dua pertiga dari dada ayam dengan ukuran serupa.”
Selain itu, tempe mengandung isoflavon seperti genistein dan daidzin, yang dikaitkan dengan manfaat kesehatan seperti fungsi kognitif yang lebih baik, berkurangnya gejala menopause, hingga penurunan risiko kanker. Tempe juga mengandung vitamin B, termasuk B12 yang biasanya hanya ditemukan di produk hewani.
Proses fermentasi juga meningkatkan nilai gizi karena memecah nutrisi kompleks menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna, sekaligus mengurangi zat anti-gizi seperti fitat sehingga penyerapan mineral penting (zat besi, zinc, kalsium) lebih optimal.
Tonton: Trump Datang ke Inggris, Keir Starmer Tarik Investasi Jumbo Rp 3.000 Triliun dari AS
Alasan Tempe Tiba-tiba Populer di Inggris
Menurut Longton, membangun merek tempe pada 2019 tidaklah mudah.
“Empat tahun pertama sangat berat. Kami sempat bertanya-tanya apakah mau lanjut. Tapi dalam dua tahun terakhir, penjualannya benar-benar meroket,” jelasnya.
Ia menilai, popularitas tempe meningkat karena dibanding alternatif daging nabati lain, tempe lebih alami, jauh lebih murah, dan nutrisinya lebih unggul.
“Ada tren besar untuk meninggalkan makanan ultra-proses (UPF). Orang-orang ingin produk makanan yang sehat dan alami,” jelasnya.