Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
Berbisnis ritel bertumpu pada daya beli masyarakat dan kondisi makro ekonomi sebuah negara bahkan global. Karena itu, Masatoshi Ito harus pintar dalam membaca arah perekonomian ketika akan berekspansi. Kesuksesannya juga tidak lepas dari dukungan seorang konsultan yakni Peter Ferdinand Drucker. Kini, hubungan keduanya bagai sahabat. Mereka membuat universitas The Peter F. Drucker and Masatoshi Ito Graduate School of Management.
Kesuksesan Masatoshi Ito di bisnis ritel bukan hanya karena gesit mengadopsi cara berdagang ritel ala Amerika Serikat ke Jepang. Tapi juga pintar membaca arah pasar. Maklum, bisnis ritel tidak lepas dari daya beli masyarakat yang kerap naik turun karena ekonomi makro dan global.
Kunci keberhasilan Masatoshi adalah konsistensi dan implementasi bisnis yang berkesinambungan. Pada tahun 1990, semisal, Jepang mengalami kondisi ekonomi yang stagnan nyaris tidak ada pertumbuhan dari segi perekonomian. Kendati demikian, perusahaan yang dikendalikan Masatoshi tetap berhasil meraup laba cukup signifikan.
Masatoshi membeberkan strategi yang dilakukan kala itu yakni melakukan mitigasi risiko. Ekspansi yang dilakukan pun selalu dalam waktu yang tepat.
Ito-Yokado yang menjadi sentral bisnis dari Seven & i Holdings waktu itu hanya membuka lima toko dalam setahun. Lokasi toko yang dibuka pun terkonsentrasi bagian timur Jepang alias kawasan dengan jumlah penduduk yang cukup besar. Tak hanya itu, toko milik Masatoshi tidak jauh dari tempat pendistribusian barang dagangan alias kawasan industri.
Metode ini membuat Masatoshi berhasil memotong dan menghemat biaya pengiriman barang ke masing-masing tokonya secara signifikan.
Sukses di Jepang, Masatoshi mulai menggeber ekspansi ke luar negeri yakni pasar China. Pada tahun November 1997, Masatoshi membuka Superstore Ito Yokado pertama kali di Cheng Du, Sichuan, China.