Sumber: New Trader U | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
5. Penjualan Strategis Buffett Memberi Sinyal Daya Beli di Masa Depan
Alih-alih memandang aktivitas penjualan Buffett baru-baru ini sebagai sinyal negatif, investor nilai sebaiknya menafsirkannya sebagai posisi strategis untuk peluang masa depan.
Sejak pertengahan 2023, Berkshire Hathaway telah mengurangi kepemilikan sahamnya di Apple sekitar 69%, memangkas kepemilikannya menjadi sekitar 280 juta saham senilai lebih dari US$ 64 miliar pada pertengahan 2025.
Pada saat yang sama, perusahaan telah mengurangi kepemilikannya di Bank of America sekitar 30%, dengan Bank of America sekarang mewakili sekitar 11% dari portofolio Berkshire berdasarkan laporan keuangan terbaru.
Perusahaan juga telah melakukan penjualan bersih selama 11 kuartal berturut-turut, membangun cadangan kasnya alih-alih melakukan investasi baru.
Selain itu, Berkshire belum membeli kembali sahamnya selama tiga kuartal berturut-turut, menandai pertama kalinya sejak 2018 perusahaan tersebut tidak melakukan pembelian kembali saham untuk jangka waktu yang lama.
Jeda pembelian kembali saham ini menunjukkan bahwa Buffett yakin harga saham saat ini melebihi perkiraan konservatifnya tentang nilai intrinsik, yang menunjukkan pendekatan disiplinnya terhadap alokasi modal.
Tonton: Bill Gates Siap Donasikan 99% Kekayaannya untuk Afrika. Nilainya Capai Rp 3.249 Triliun
Aktivitas penjualan ini tidak boleh diartikan sebagai pesimisme terhadap ekonomi atau pasar saham. Sebaliknya, hal ini mencerminkan pendekatan metodis Buffett terhadap investasi nilai dan kesediaannya untuk mengambil keuntungan ketika aset telah dinilai penuh.
Hasil dari penjualan ini membangun amunisi Berkshire untuk peluang masa depan ketika valuasi yang lebih menarik muncul.
Sejarah menunjukkan bahwa investasi Buffett yang paling sukses sering kali terjadi selama penurunan pasar ketika aset berkualitas diperdagangkan dengan harga diskon.