kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Mengapa Kaum Muda China Semakin Banyak yang Tidak Mau Menikah? Ini Alasannya


Sabtu, 12 Agustus 2023 / 05:59 WIB
Mengapa Kaum Muda China Semakin Banyak yang Tidak Mau Menikah? Ini Alasannya
ILUSTRASI. Pemerintah China telah meluncurkan sejumlah strategi untuk mendorong warganya untuk menikah. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Selain permasalahan di atas, ada satu lagi penyebab mengapa kaum muda China semakin enggan menikah. Yakni, harga pengantin alias biaya pernikahan semakin mahal. 

Melansir pemberitaan Bloomberg pada Maret 2023 lalu, pemerintah China tengah berupaya keras untuk mengatasi hal tersebut. Terbaru, sebagai upaya untuk meningkatkan angka kelahiran yang lesu, China melakukan tindakan keras terhadap kebiasaan pernikahan yang mahal. 

Namun, hanya sedikit orang - termasuk para pejabat itu sendiri - yang melihat kebijakan tersebut akan membuat perbedaan. 

Hadiah pertunangan, atau caili, adalah tradisi di mana calon pengantin pria membayar "harga pengantin" kepada keluarga wanita untuk menunjukkan ketulusan dan kekayaannya, sekaligus memberi kompensasi kepada mereka karena membesarkan anak perempuan di negara yang telah lama menyukai anak laki-laki.  

Menurut survei terhadap 1.846 penduduk yang dilakukan oleh Tencent News pada tahun 2020, hampir tiga perempat pernikahan di China melibatkan kebiasaan tersebut. 

Keluarga diharapkan membayar puluhan ribu dolar, kelipatan dari pendapatan tahunan mereka. Ini bukan pertama kalinya pihak berwenang membidik praktik tersebut. 

Baca Juga: Saat China Pusing Alami Krisis Bayi, Ini Jurus-Jurus Jitu yang Dikeluarkan

Akan tetapi, sekarang ada kebijakan keras baru terhadap tradisi tersebut karena China mencoba untuk mendongkrak kembali penurunan demografisnya. 

Pada bulan Januari, provinsi Hebei tengah mulai menindak apa yang disebutnya "tradisi pernikahan yang jelek", yang selain caili juga termasuk permainan pernikahan yang kasar.  

Kabupaten di provinsi pesisir Jiangsu memulai kampanye bulan lalu untuk mencari "ibu mertua tercantik" yang tidak meminta terlalu banyak uang.  

Sebuah kota di Jiangxi membuat wanita lajang menandatangani surat pada bulan Februari berjanji untuk tidak meminta caili yang terlalu tinggi. 

Sementara ibu kota provinsi mengadakan pernikahan massal pada Hari Perempuan Internasional dengan slogan: "Kami ingin kebahagiaan bukan mahar pengantin."




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×