Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Para pejabat kesehatan di Korea Selatan tengah menyelidiki beberapa penyebab yang dapat menjelaskan mengapa semakin banyak pasien virus corona yang dinyatakah telah pulih kembali terinfeksi virus corona.
Untuk sementara, sejumlah kemungkinan hal ini terjadi. Bisa saja terjadi karena terinfeksi ualng, atau kambuh atau tes yang tidak konsisten.
Baca Juga: Partai pendukung Presiden Moon Jea-in kembali kuasai parlemen Korea Selatan
Mengutip Reuters, Kamis (16/4), Korea Selatan melaporkan ada 141 kasus pasien yang sudah sembuh kembali terinfeksi virus corona pada hari Kamis. Hal ini berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC)
Baik KCDC dan sejumlah ahli kesehatan menyatakan terinfeksi kembali merupakan sesuatu yang memprihatinkan karena implikasinya mereka diharuskan mengembangkan kekebalantubuh atas penyakit ini. Namun dugaan terinfeksi kembali dinilai seuatu yang dinilai kurang kuat.
Baca Juga: Harga minyak mentah AS merosot ke level terendah 18 tahun, ini pemicunya
Sebaliknya, KCDC mengatakan mereka lebih condong menyatakan bahwa pasien yang terinfeksi kembali corona lebih masuk kategori semacam kambuhan atau penyakit itu kembali aktif atau re-aktivasi.
Kambuh dalam hal ini berarti sebagian virus masuk dalam suatu keadaan tidak aktif untuk sementara waktu. Atau beberapa pasien mungkin memiliki kondisi tertentu atau kekebalan tubuh yang lemah yang membuat mereka rentan terhadap virus yang hidup kembali dalam sistem mereka.
Sebuah studi baru-baru ini dari para dokter di China dan Amerika Serikat menyatakan bahwa virus corona baru ini dapat merusak limfosit T, atau dikenal sebagai sel T, yang memainkan peran sentral pada sistem kekebalan tubuh dan kemampuan melawan infeksi.
Baca Juga: AS: China disinyalir telah melakukan ledakan uji coba nuklir terlarang
Pasien corona di Korea Selatan dianggap sembuh dari virus corona ketika mereka dites negatif sebanyak dua kali dalam periode 48 jam.
Sementara tes RT-PCR yang digunakan di Korea Selatan secara umum dianggap akurat. “Tes RT-PCR memiliki akurasi 95%. Ini berarti bahwa masih ada 2-5% dari kasus-kasus yang terdeteksi negatif palsu atau positif palsu, ”kata Kim Jeong-ki, seorang ahli virus di Korea University College of Pharmacy.