Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. China disinyalir secara diam-diam telah melakukan ledakan uji coba nuklir terlarang bawah tanah dengan tingkat ledakan rendah meskipun mengklaim akan mematuhi pakta internasional yang melarang ledakan semacam itu. Menurut Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah laporan pada hari Rabu (15/4/2020), hal itu dapat memicu ketegangan AS-Cina.
Melansir South China Morning Post, temuan ini pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal. WSJ menulis, uji coba itu dapat memperburuk hubungan yang sudah tegang karena tuduhan AS bahwa pandemi Covid-19 global diakibatkan oleh kesalahan penanganan Beijing atas wabah virus virus corona 2019 di kota Wuhan.
Kekhawatiran AS tentang kemungkinan pelanggaran Beijing terhadap standar "hasil nol" untuk ledakan uji telah dipicu oleh aktivitas di lokasi uji coba nuklir Lop Nur China sepanjang 2019, kata laporan Departemen Luar Negeri.
Baca Juga: Jet tempur Amerika dan Kanada cegat dua pesawat pengintai Rusia di Alaska
Hasil nol mengacu pada uji coba nuklir di mana tidak ada reaksi berantai bahan peledak dari jenis yang dipicu oleh peledakan hulu ledak nuklir.
"Kemungkinan persiapan Cina untuk mengoperasikan lokasi uji Lop Nur-nya sepanjang tahun, penggunaan ruang penahanan bahan peledak, aktivitas galian yang luas di Lop Nur dan kurangnya transparansi pada aktivitas pengujian nuklirnya ... meningkatkan kekhawatiran tentang kepatuhannya terhadap standar hasil nol,” kata laporan itu, tanpa memberikan bukti tes hasil rendah.
South China Morning Post juga memberitakan, kurangnya transparansi Beijing termasuk aksi memblokir transmisi data dari sensor yang terhubung ke pusat pemantauan yang dioperasikan oleh badan internasional yang memverifikasi kepatuhan terhadap perjanjian yang melarang ledakan uji coba nuklir.
Baca Juga: Tiba-tiba Korea Utara luncurkan dua roket, Korea Selatan bersiaga