Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Bisakah Hari Kerja Lebih Sedikit Jadi Kenyataan?
Daya tarik minggu kerja yang lebih singkat memang sulit ditolak. Studi berulang kali menunjukkan pemangkasan hari kerja menjadi empat atau kurang bisa meningkatkan kebahagiaan dan produktivitas karyawan. Uji coba besar di Inggris bahkan menemukan 86% perusahaan yang mencobanya tetap menerapkannya karena manfaatnya nyata.
Namun, kenyataannya, kebanyakan orang merasa AI saat ini belum benar-benar mengurangi beban kerja harian mereka. Teknologi ini lebih banyak dipakai untuk tugas kreatif seperti menulis atau membuat desain—pekerjaan yang masih membutuhkan imajinasi dan inovasi manusia.
Uniknya, model AI yang menangani pekerjaan kreatif ini justru menuai kritik karena banyak dilatih menggunakan karya berhak cipta atau bahkan karya curian, memicu perdebatan etika.
Ada juga kendala lain yang jarang dibicarakan: jejak lingkungan AI yang sangat besar. Melatih dan menjalankan model AI canggih memerlukan listrik dan air dalam jumlah besar. Perusahaan seperti Microsoft bahkan kesulitan memenuhi target iklim karena ambisi mengembangkan AI. Hal ini menimbulkan pertanyaan mendesak tentang bagaimana menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan keberlanjutan.
Tonton: Hadiah Buat Bill Gates
Gates juga menyinggung potensi solusi iklim terobosan dari AI di masa depan, meski hal itu masih spekulatif. Yang jelas, memprediksi dampak penuh AI terhadap pekerjaan, masyarakat, dan lingkungan bukanlah perkara mudah. Visi optimistis Gates hanyalah salah satu skenario yang mungkin terjadi.