kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengelola bisnis warisan yang hampir bangkrut (1)


Selasa, 05 Desember 2017 / 14:28 WIB
Mengelola bisnis warisan yang hampir bangkrut (1)


Reporter: Yoliawan H | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Bicara soal pakaian kegiatan di luar ruangan (outdoor), merek Columbia memang sudah cukup punya nama di Amerika Serikat (AS). Perjalanan bisnis Columbia pun sudah ada di generasi ketiga. Saat ini, Columbia dipimpin oleh Timothy Boyle, cucu dari pendiri Columbia, Paul Lamfrom. Tim, sapaan akrab Timothy, ikut memimpin Columbia, sejak sang ayah, Joseph Cornelius Boyle, meninggal. Kala beralih ke tangannya, bisnis Columbia terancam bangkrut.

Banyak pengusaha sukses lahir dari bisnis di bidang perlengkapan outdoor dan olahraga. Bisnis yang erat juga dengan bidang fesyen ini memiliki berbagai merek ternama. Termasuk salah satunya adalah Columbia, produsen perlengkapan kegiatan luar ruangan (outdoor) dan olahraga asal Amerika Serikat (AS).

Bicara soal Columbia, perusahaan ini merupakan salah satu bukti kisah sukses seorang pria bernama Timothy Boyle, pemilik dan juga Chief Executive Officer (CEO) Columbia. Perusahaan yang dikelola turun menurun ini berhasil diubah oleh Tim, sapaan akrab Timothy Boyle, menjadi sebuah merek perlengkapan olahraga yang sangat mendunia.

Perusahaan ini telah didirikan oleh Paul Lamfrom, kakek dari Tim. Awalnya, Columbia merupakan perusahaan distributor topi yang dijalankan kakek Tim. Sejak sang kakek meninggal tahun 1964, ayah Tim, Joseph Cornelius Boyle (Neal Boyle), naik menjadi pucuk pimpinan Columbia. Di tangan sang ayah, bisnis Columbia yang semula hanya memproduksi topi, dikembangkan menjadi produsen alat perlengkapan, terutama pakaian kegiatan outdoor, semisal pemancing dan pemain ski.

Adapun Tim sendiri mulai terjun menggeluti bisnis perlengkapan olahraga di Columbia sejak sang ayah meninggal dunia di tahun 1970. Semenjak itu, Tim bersama Ibunya, Gert Boyle, meneruskan bisnis Columbia. Saat itu, Sang ibu menjabat Chairman di perusahaan tersebut.

Sayangnya, awal kehadiran Tim di Columbia memang bukan berada pada masa-masa indah. Sebab, saat itu, perusahaan peninggalan sang ayah itu tengah terancam bangkrut. Tidak ingin menyerah begitu saja, Tim pun berupaya keras mencari jalan keluar agar perusahaannya tidak gulung tikar.

Akhirnya, Tim memutuskan untuk membawa Columbia lebih fokus memproduksi satu produk tertentu dengan kualitas tinggi. Saat itu, pilihannya jatuh pada pakaian khusus outdoor yang memang telah dimulai oleh sang ayah. Pakaian produksi Columbia, dibuat dengan teknologi tinggi, yang membuat penggunanya tetap nyaman beraktivitas fisik di luar ruangan dalam kondisi cuaca yang ekstrem sekalipun.

Strategi Tim terbukti jitu. Publik Amerika Serikat menyambut baik produk Columbia dan menempatkannya sebagai salah satu produk outdoor berkualitas tinggi.

Strategi Tim tersebut sekaligus berhasil menyelamatkan Columbia dari kebangkrutan. Bahkan, kerajaan bisnis Columbia justru kian berkembang. Perusahaan itu selalu menerapkan teknologi terkini untuk menghasilkan produk pakaian yang berkualitas.

Pada tahun 1987, Columbia membukukan penjualan senilai US$ 18,8 juta. Sepuluh tahun kemudian, atau tepatnya pada tahun 1997, penjualan Columbia tercatat US$ 353,5 juta.

Pertumbuhan demi pertumbuhan terus dipupuk Tim di Columbia. Hingga pada tahun 2014 silam, Columbia sukses mencetak pendapatan US$ 2,1 miliar.

Patut dicatat, saat terjun ke dunia bisnis dan berjuang menyelamatkan Columbia dari kebangkrutan, Tim masih berstatus mahasiswa. Gelar CEO mulai resmi dijabat Tim, sejak tahun 1989 hingga kini.

Kepiawaian Tim membuat Columbia kini punya kurang lebih 100 gerai yang tersebar di seluruh dunia. Tim membuat produk Columbia berbeda dari kompetitor lainnya, lantaran semua aspek sangat diperhatikan, mulai dari teknis produksi hingga aspek sains dalam merancang produk.

Columbia selalu menciptakan desain inovatif. Kemajuan Columbia telah menjadi mesin uang bagi Tim. Kini di umurnya yang ke-68, kekayaan Tim tercatat sebanyak US$ 2 miliar.     

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×