Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
Menurut sang kekasih, jika saja Floyd masih hidup, maka dia akan begitu sedih. "Dia menyukai kota ini. Dia datang (dari Houston) untuk mencari peruntungan," jelasnya.
Floyd disebut merupakan atlet bertalenta, di mana dia dikabarkan sangat bagus dalam olahraga sepak bola serta bola basket.
Salah satu mantan teman sekelasnya, Donnell Cooper, menyebut Floyd mempunyai kepribadian yang pendiam, namun dia dikenal lemah lembut.
Baca Juga: Protes merebak di banyak kota AS, insiden di Minneapolis gagal diredam
Washington menerangkan, anaknya itu tidak tamat sekolah, dan sempat mengembangkan karier di dunia musik dengan mendirikan grup hip hop bernama Screwed Up Click.
Karena mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di Houston, Floyd kemudian mencoba menjajal kesempatan di Minneapolis. Di sana, dia menjalani dua pekerjaan.
Yakni sebagai sopir truk serta penjaga keamanan sebuah restoran Amerika Latin bernama Conga Latin Bistro.
Salah satu pelanggan Conga, Jessi Zendejas, dalam unggahannya di Facebook menyatakan Floyd "begitu suka mendapat pelukan dari orang yang dikenalnya".
"(Dia) akan marah jika kalian tak berhenti untuk menyapanya, karena dia menyukai melihat semua orang bersenang-senang," ulas Zendejas.
Baca Juga: Cerita tragis kematian pria kulit hitam George Floyd di dengkul polisi Minneapolis
Dalam unggahan lain, temannya yang bernama Oscar Smallwood menekankan, Floyd adalah "raksasa lembut yang sudah mendapatkan sayapnya".
Berdasarkan dokumen pengadilan, dia sempat ditangkap pada 2007 karena melakukan "invasi rumah" dan perampokan bersenjata, di mana dia dihukum selama lima tahun.
Dalam video terbarunya di media sosial, dia membicarakan sikapnya mengenai kekerasan bersenjata. "Generasi muda jelas tersesat," ujar dia. (Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "George Floyd, Raksasa Lembut yang Berusaha Mengubah Hidupnya"