kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Menguak Dinamika Hubungan AS dengan China, Rusia dan NATO di Bawah Kepemimpinan Trump


Kamis, 07 November 2024 / 12:46 WIB
Menguak Dinamika Hubungan AS dengan China, Rusia dan NATO di Bawah Kepemimpinan Trump
ILUSTRASI. Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2024 telah menandai salah satu kebangkitan politik terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. REUTERS/Callaghan O'Hare


Sumber: South China Morning Post | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2024 telah menandai salah satu kebangkitan politik terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

Dalam kembalinya ke Gedung Putih, Trump bertekad mengubah berbagai kebijakan dasar negara tersebut, mulai dari hubungan internasional, perdagangan global, hingga norma-norma demokrasi yang telah lama dipegang sejak era Perang Dunia II.

Dengan kemenangan ini, Trump mendapat mandat kuat dari rakyat Amerika untuk mengimplementasikan visinya tentang "Zaman Keemasan Amerika."

Baca Juga: Kebesaran Hati Obama Setelah Kemenangan Donald Trump, Serukan Persatuan Amerika!

Kebijakan Dalam Negeri: Pengaruh Terhadap Ekonomi dan Imigrasi

Kebijakan Trump dalam negeri sangat dipengaruhi oleh gagasan “America First” yang menempatkan kepentingan ekonomi nasional di atas kerja sama global.

Presiden Trump telah berjanji untuk membawa kembali lapangan pekerjaan manufaktur yang menurutnya hilang akibat praktik perdagangan yang tidak adil dari negara-negara seperti China.

Ia juga berencana untuk menurunkan pajak, yang diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi domestik meskipun berpotensi meningkatkan defisit anggaran.

Kebijakan Imigrasi dan Dampaknya pada Tenaga Kerja AS

Trump secara konsisten menentang kebijakan imigrasi yang dianggapnya mengancam lapangan kerja warga Amerika.

Selama kampanye, ia menekankan pentingnya penegakan hukum imigrasi yang ketat, termasuk deportasi dan pengurangan visa kerja bagi tenaga kerja asing.

Meskipun kebijakan ini bisa membantu mengurangi kompetisi dalam pasar tenaga kerja domestik, kebijakan ini juga menghadapi kritik karena bisa merugikan sektor-sektor yang sangat bergantung pada tenaga kerja imigran, khususnya di bidang teknologi dan pertanian.

Kebijakan Luar Negeri: Hubungan dengan China, Rusia, dan NATO

Dalam kancah internasional, Trump dikenal dengan pendekatan skeptis terhadap aliansi multilateral seperti NATO dan ketidakpercayaannya pada mitra tradisional AS di Eropa.

Ia juga berjanji untuk melanjutkan pendekatan konfrontatif terhadap China, termasuk kebijakan tarif tinggi untuk barang-barang impor dari negara tersebut.

Baca Juga: Pesan Menyentuh Kamala Harris Pasca Kekalahan dalam Pemilu Presiden AS 2024

Kebijakan Tarif Tinggi Terhadap China

Trump telah mengancam untuk menerapkan tarif 60% pada barang-barang impor dari China. Langkah ini sejalan dengan keyakinannya bahwa negara-negara dengan surplus perdagangan terhadap AS “bermain curang.”

Selain tarif, Trump juga diperkirakan akan tetap memperketat pembatasan ekspor teknologi tinggi ke China yang sebelumnya diberlakukan di era Biden.

Kebijakan ini diproyeksikan akan memperburuk hubungan AS-China dan dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam perdagangan global.

Hubungan AS dengan Rusia dan Konflik Ukraina

Trump mengklaim bahwa ia dapat menyelesaikan konflik Ukraina dalam “satu hari” jika terpilih kembali.

Kedekatannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, menimbulkan harapan bagi beberapa pihak akan penyelesaian cepat, tetapi di sisi lain memunculkan kekhawatiran bahwa jika konflik berakhir, perhatian AS yang semula terfokus di Eropa akan beralih ke isu-isu Asia, terutama ketegangan dengan China.

Baca Juga: Kamala Harris Gagal Jadi Presiden Wanita Pertama AS, Trump Kembali Menang!

Tantangan dalam Kebijakan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi

Trump telah sering mengabaikan isu hak asasi manusia dalam kebijakannya, terutama ketika kepentingan ekonomi AS yang menjadi prioritas.

Sebagai contoh, Hong Kong dan Taiwan yang selama ini menjadi simbol perlawanan terhadap dominasi China, bisa terpengaruh oleh keputusan Trump untuk mengurangi tekanan terhadap Beijing demi menjaga stabilitas perdagangan.

Meski demikian, sebagian anggota kabinet dan politisi Partai Republik yang pro-Taiwan dapat mempengaruhi pendekatan AS untuk tetap mempertahankan dukungannya bagi Taiwan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×