CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Mengungguli AS, China jadi pembeli benda seni terbesar


Sabtu, 26 Maret 2011 / 14:29 WIB
Mengungguli AS, China jadi pembeli benda seni terbesar
ILUSTRASI. Ketua Berkshire Hathaway Warren Buffett berjalan melalui ruang pameran ketika pemegang saham berkumpul untuk mendengar dari investor miliarder pada pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway Inc di Omaha, Nebraska, AS, 4 Mei 2019.


Reporter: Umar Idris | Editor: Edy Can

HONG KONG. Rupanya orang-orang kaya di China kebingungan mencari tempat berternak uang mereka. Mereka lalu menubruk wahana investasi non-konvensional, seperti benda-benda seni dan koleksi. Awal Maret lalu misalnya, lelang perangko di Hong Kong, mencatatkan transaksi US$ 12 juta atau Rp 105,6 miliar.

Lantaran kebutuhan berinvestasi itu pula China menjelma menjadi pasar terbesar di dunia lelang benda-benda seni. Menurut Artprice, perusahaan penyedia data lelang benda seni yang terdaftar di bursa Prancis, seperti dikutip BBC, sepanjang tahun lalu lelang benda seni di Hong Kong, Beijing, dan Shanghai mencapai US$ 3,1 miliar.

Hasil ini setara 33% dari perolehan lelang di seluruh dunia yang meliputi lelang lukisan, instalasi, patung, gambar, fotografi, dan barang cetakan. Bandingkan dengan kolektor Amerika Serikat (AS) yang hanya menghasilkan 30% dari seluruh nilai lelang. Urutan ketiga dan keempat adalah Inggris (19%) dan Prancis (5%).

Tiga tahun lalu, China hanya menempati urutan ketiga di bawah AS dan Inggris. "Berita yang tidak terduga ini adalah perubahan yang sangat penting mengenai pasar seni global," kata Thierry Ehrmann, pendiri sekaligus CEO Artprice kepada AFP.

Karya seni yang paling diburu investor China adalah lukisan Pablo Picasso (1881-1973). Di urutan kedua adalah karya perupa Cina Qi Baishi yang meninggal dunia 1957. Tiga pelukis China lain, yakni Zhang Daqian, Xu Beihong, dan Fu Baoshi masuk 10 besar perupa yang karyanya paling banyak diburu.

Penghasilan para seniman itu sungguh besar. Beihong Xu yang di ada urutan keenam saja meraup hasil lelang senilai US$ 176 juta selama 2010.
Pelukis Indonesia juga unjuk gigi. Ada dua karya pelukis Indonesia yang menjadi incaran para kolektor dalam lelang di Sotheby's Hongkong, 4 April nanti. Mereka adalah S. Sudjojono (1914-1986) dan Hendra Gunawan (1918–1983).

Lukisan Sudjojono berjudul Kami Hadir Ibu Pertiwi ditawarkan HK$ 2 juta-HK$ 3 juta (US$ 257.000-US$ 386.000). Sedangkan lukisan Hendra berjudul Penari Ular seharga HK$ 1,2 juta-HK$ 2,2 juta (US$ 155,000-US$ 283.000).


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×