kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tolak bekerja di Samsung, milih wujudkan mimpi (2)


Rabu, 23 November 2016 / 14:35 WIB
Tolak bekerja di Samsung, milih wujudkan mimpi (2)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Semasa duduk di bangku kuliah, Kwon Hyuk Bin juga bekerja perusahaan teknologi raksasa di Korea Selatan, Samsung Electronic. Bekerja di perusahaan besar ternyata tidak membuatnya mengubur mimpi menjadi pengembang gim. Kesempatan untuk bekerja di perusahaan besar justru ia tolak karena Kwon ingin menjadi memproduksi gim sendiri. Pria kelahiran 42 tahun silam ini kemudian memutuskan memulai bisnis dari bawah meski jatuh bangun harus dilaluinya.

Keberhasilan Kwon Hyuk Bin di bisnis gim membuatnya masuk dalam jajaran orang terkaya dunia nomor 40 di bidang teknologi. Hingga 22 November 2016, kekayaan pria berusia 42 tahun ini telah mencapai US$ 4,7 miliar.

Forbes mengungkapkan usaha yang dirintis oleh Kwon berasal dari mimpi masa kecil. Sebelum merintis usaha sendiri, pria ini awalnya sibuk bekerja dengan orang tuanya. Semasa kecil, Kwon memang terbiasa menghabiskan waktu sendiri. Karena itu pula, dirinya menjadi pribadi yang sering bermimpi.

Semasa kecil, Kwon memang sejak kecil ingin menjadi seorang pengembang gim. Inspirasinya berasal dari saat ia memainkan permainan peran alias role playing game (RPG) berjudul Ultima I: The First Age of Darkness keluaran tahun 1981. Gim ini dirilis oleh Electronic Arts (EA). Gim ini dibuat oleh pengembang legendaris Richard Garriot asal Inggris. Kwon dalam artikel Forbes mengaku sangat terpesona atas keberhasilan Garriot. Karena itu, Kwon bertekad keras ingin melakukan hal yang sama dengan Garriot.

Mimpi dan tekad itulah yang membuat Kwon memutuskan untuk memulai pendidikan di Universitas Seoul Sogang. Saat kuliah, ia mengambil kuliah jurusan teknologi informasi. Dirinya memang sangat ingin menjadi programer andal.

Semasa kuliah, Kwon bekerja di perusahaan elektronik terbesar di Korea Selatan, Samsung Electronic. Di perusahaan tersebut, dia ikut dalam program keanggotaan perangkat lunak. Kwon senang bukan kepalang.

Bahkan dia merasa ini adalah hadiah yang tidak ternilai harganya. Kwon menyebut momen tersebut lebih berharga. Pasalnya, dirinya mendapat akses ke koneksi internet super kencang merupakan barang yang sangat mewah di tahun 1990-an.

Pada semester terakhir, sekitar tahun 1997-1998. Korea Selatan ditimpa krisis keuangan. Krisis menimpa seluruh Asia. Akibatnya, pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak terjadi di beberapa perusahaan.

Samsung termasuk salah satu perusahaan yang melakukan pemangkasan jumlah karyawan. Perusahaan perangkat lunak milik Samsung pun hanya merekrut sedikit karyawan dari kalangan pelajar. Nah, Kwon menjadi salah satu orang yang berhasil ikut dalam program Samsung. Hanya saja, pria ini memilih menolak penawaran dari Samsung untuk menjadi karyawannya.  

Keputusan Kwon untuk tidak kembali menjadi karyawan Samsung adalah agar bisa segera mewujudkan mimpinya. Dia sangat ingin membuat video gim yang bisa digarap sendiri. Tapi Kwon juga sempat bimbang dalam mengambil keputusan ini. "Apakah saya akan menyesali hal ini dalam lima tahun dari sekarang," ujar Kwon seperti dilansir Forbes pada November 2015.

Pada akhirnya, Kwon tetap setia pada mimpinya menggarap gim kesukaan. Keputusannya meninggalkan Samsung terbukti membuat Kwon sukses pada bisnis yang dirintis. Kesuksesan Kwon memproduksi gim memang tidak diragukan. Tapi Kwon mengaku sempat terjerumus lantaran belum memiliki naluri berbisnis yang cukup lihai. Kwon mudah terbawa arus dan tidak konsisten.

Misalnya, ketika ada desas-desus bahwa pasar pendidikan sangat menguntungkan. Ia dengan dua rekannya latah membuat software pendidikan dengan nama 4Csof. Sayangnya, kala itu pasar digital masih belum bergairah seperti sekarang. Akhirnya, mereka harus berjuang dengan pendapatan tipis. Dia memecat beberapa karyawan. "Sebagai programer, saya menyadari betapa kurangnya pengetahuan saya dari segi bisnis," tutur Kwon.                      

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×