Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Sebelumnya, Pangeran Abdulaziz membantu menegosiasikan kesepakatan antara OPEC dan negara produsen lain alias OPEC+ untuk mengurangi pasokan minyak mentah global untuk mendukung harga dan menyeimbangkan pasar.
Pangeran Abdulaziz menolak untuk mengomentari harga minyak yang naik pada hari ini, di tengah berita pengangkatannya sebagai menteri energi Arab Saudi. Harga minyak Brent naik 35 sen menjadi US$ 61,89 per barel pada pukul 17.46 WIB, sementara WTI naik 31 sen jadi US$ 56,83.
Baca Juga: Harga minyak tergelincir data pekerjaan AS yang mengecewakan
Yang jelas, Pangeran Abdulaziz bilang, dia tidak percaya permintaan minyak dunia melambat, dan prospek ekonomi global akan membaik begitu sengketa perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China berakhir.
Menteri Perminyakan Oman dan Irak sebelumnya menyatakan kepada wartawan di Abu Dhabi, terlalu dini untuk menilai, apakah pemotongan produksi lebih dalam diperlukan untuk mendukung pasar minyak saat kekhawatiran resesi global akibat pertikaian dagang AS-China.
Baca Juga: Pasca koreksi wajar, harga minyak diprediksi naik
Menteri Perminyakan Irak Thamer Ghadhban menyebutkan, Baghdad berkomitmen untuk mematuhi kesepakatan OPEC dan produksi negaranya mencapai 4,6 juta barel per hari.
"Kami benar-benar berkomitmen untuk menghormati (pembatasan produksi). Ekspor kami telah menurun sedikitnya 150.000 barel per hari dari wilayah Selatan," kata Ghadhban. Irak adalah produsen terbesar kedua di OPEC.