Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -MANILA. Akhir pekan lalu beredar kabar santer di Filipina bahwa mantan Chief Operating Officer (COO) Jan Marsalek masuk Filipina.
Kabar yang beredar, berdasarkan catatan imigrasi, Mantan Kepala Operasi Wirecard tiba di Filipina pada 23 Juni 2020 lalu. Sehari setelahnya Marsalek berangkat ke China.
Hanya kabar ini ditepis Menteri Kehakiman Filipina Menardo Guevarra akhir pekan lalu, Sabtu (4/7). “Kabar itu tak benar, “ ujar Guevarra. Kini, petugas imigrasi yang memasukkan entri fiktif masuknya Marselek dibebaskan dari tugas dan menghadapi sanksi administratif.
Dilansir dari Reuters, (5/7) dalam penjelasan Guevarra kepada wartawan, penyelidikan kini beralih ke orang-orang yang membuat entri palsu dalam database, serta motifnya.
Baca Juga: Skandal Wirecard guncang industri keuangan Jerman, pemerintah menyerukan reformasi
Guevarra juga mengatakan, pada catatan imigrasi sebelumnya menunjukkan bahwa Marsalek juga sempat berada di Filipina dari 3 hingga 5 Maret.
Meski begitu, Guevarra tak menampik, ada kemungkinan Marsalek berada di negara itu. Kepada Reuters, Guevarra mengatakan, meskipun ada laporan Biro Imigrasi, “Saya tidak sepenuhnya mengabaikan kemungkinan bahwa Marsalek mungkin berada di Filipina," ujar dia.
Ini karena Filipina adalah negara pulau. Selain itu, “Ada pintu belakang tempat orang asing yang tidak berdokumen bisa lolos masuk Filipina," katanya.
Marsalek dipecat sebagai COO Wirecard, start up sistem pembayaran di Jerman pada 18 Juni 2020 lalu. Marsalek dipecat pasca uditor Ernst and Young (EY) menolak untuk menandatangani neraca keuangan Wirecard.
Adapun, Jaksa Munich mengantongi surat perintah penangkapan atas mantan Chief Executive Officer (CEO) Wirecard Markus Braun dan COO Marsalek pada 22 Juni. Berbeda dengan Braun yang memilih menyerahkan diri pada hari itu, Marsalek menghilang dan nomor ponselnya tidak lagi berfungsi hingga saat ini.
Yang pasti, keduanya diduga melakukan manipulasi pasar, memuat akuntansi palsu, serta melakukan penipuan. Kini status tersangka telah melebar ke seluruh dewan manajemen Wirecard.
Baca Juga: Wirecard bangkrut, meninggalkan utang US$ 4 miliar
Skandal Wirecard mengguncang industri fintech di Eropa. Betapa tidak, perusahaan ini runtuh seminggu kemudian karena utang Wirecard mencapai US$ 4 miliar, setelah terungkapnya penggelembungan aset hingga sebesar US$ 2,1 miliar dalam neraca keuangan Wirecard. Menurut EY, skandal ini merupakan penipuan global yang canggih.
Sempat beredar, uang yang hilang itu konon disimpan di rekening penampungan di dua bank Filipina. Hanya, kemudian dua bank besar Filipina membantah punya hubungan dengan Wirecard.
Sayangnya, pengacara Marsalek menolak semua permintaan komentar.
Yang pasti, Marsalek bertanggungjawab melakukan pengawasan terhadap operasi-operasi Wirecard di Asia, yang menjadi pusat kecurigaan oleh para auditor dan jaksa penuntut atas upaya-upaya untuk palsu meningkatkan saldo, pergantian, dan laba tunai Wirecard.