Reporter: Dina Farisah | Editor: Tri Adi
Semuanya berawal ketika Griffin membaca sebuah artikel tentang saham di majalah Forbes pada tahun pertamanya di Harvard tahun 1986 silam. Lantas, dia menjajal peruntungan dengan membeli saham. Griffin juga menjadi broker atawa perantara perdagangan antarkelas. Memasuki tahun kedua, Griffin fokus bertransaksi produk convertible bond arbitrage.
Dus, pasang surut kondisi pasar modal menjadikan Griffin kaya raya di usia muda. Meski masih muda, Griffin terbiasa mengelola uang dalam jumlah besar.
Dia lihai mendapatkan kepercayaan dari banyak orang di sekelilingnya. Total dana yang diberikan teman-teman kuliah dan keluarganya untuk diputar di pasar modal mencapai US$ 265.000.
Kepiawaian Griffin mencetak cuan semakin melejitkan namanya. Alhasil, dana yang ia kelola membesar. Sejatinya, tidak ada strategi khusus yang diterapkan Griffin. Bagi Griffin, resep utama mencetak cuan yakni memanfaatkan peluang dari gejolak pasar modal. Bisa dibilang, Griffin banyak menghabiskan waktu untuk bertransaksi saham selama berkuliah di Harvard.
Pada tahun 1989, Griffin melenggang lulus dari Harvard dengan mengantongi gelar sarjana ekonomi. Pascalulus dari Harvard, Frank C. Meyer, seorang investor dan pendiri Glenwood Capital LLC memberikan dana US$ 1 juta kepada Griffin sebagai modal untuk dikembangbiakkan. Hasilnya, Griffin mencetak keuntungan melebihi harapan Meyer.
Mengutip The New York Times, Meyer mencetak hasil investasi (imbal hasil) sebesar 70%. Setahun setelahnya yakni pada 1990, Griffin mendirikan Citadel LLC dengan dana kelolaan US$ 4,6 juta.
Kini, bisnis Citadel telah menggurita sebagai konglomerasi keuangan. Sejumlah anak usaha Citadel yakni Citadel Securities dan Citadel Technology, penyedia solusi teknologi manajemen investasi.
Saat ini, lebih dari 1.250 anggota orang bekerja di bawah naungan Citadel. Teruji oleh pengalaman panjang di bursa saham, Citadel merupakan salah satu hedge fund terbesar di dunia.
Saat ini Citadel mengelola dana lebih dari US$ 6 miliar. Sempat terpuruk akibat krisis global tahun 2008, Citadel justru tumbuh makin besar.
(Bersambung)