Reporter: Dina Farisah | Editor: Tri Adi
Selepas membaca artikel saham di Forbes, Ken Griffin muda tertarik menjajal peruntungan dengan bertransaksi saham. Di kamar asrama Harvard, Griffin memulai petualangannya di dunia saham hingga akhirnya tersohor sebagai salah satu hedge fund terbesar di Wall Street lewat perusahaan Citadel LLC. Catatan Forbes, kekayaan harta Griffin mencapai US$ 7,5 miliar. Tumpukan harta ini membuat dia menyandang predikat miliarder terkaya ke-57 di Amerika Serikat.
Boleh dibilang Kenneth C. Griffin terlahir dengan insting saham yang kuat. Berawal dari sekadar mencoba bermain saham, Griffin kemudian menjadi salah satu selebriti di Wall Street sekaligus masuk daftar orang terkaya dunia.
Griffin lahir pada 15 Oktober 1968 di Daytona Beach, Florida, Amerika Serikat (AS). Dia tercatat sebagai salah satu mahasiswa jebolan Harvard University.
Memiliki banyak waktu luang, Ken tertarik melakukan uji coba transaksi saham dari kamar asrama. Pengalaman coba-coba bermain saham ternyata menjadi bekal untuk dia menjadi pengelola dana (hedge fund).
Forbes mencatat harta kekayaan bersih Griffin saat ini mencapai US$ 7,5 miliar. Pundi-pundi dollar tersebut bertambah dari tahun lalu sebesar US$ 7 miliar.
Penambahan aset Griffin otomatis mendongkrak posisinya dari urutan ke-69 orang terkaya di Amerika pada tahun lalu menjadi terkaya ke-57. Tidak hanya itu, Forbes pernah mengganjar Griffin sebagai salah satu hedge fund dengan performa terbaik pada tahun 2012.
Pangkal kekayaan Griffin adalah keberuntungan bermain saham. Semasa kuliah, ia merupakan mahasiswa dengan kepintaran rata-rata saja. Dia tidak memiliki prestasi akademik yang mencolok.
Namun, Griffin memiliki karakter berani mencoba hal baru. Salah satu bentuk eksperimen baru yang membawa kemujuran dimulai dari kamar asrama.
Semuanya berawal ketika Griffin membaca sebuah artikel tentang saham di majalah Forbes pada tahun pertamanya di Harvard tahun 1986 silam. Lantas, dia menjajal peruntungan dengan membeli saham. Griffin juga menjadi broker atawa perantara perdagangan antarkelas. Memasuki tahun kedua, Griffin fokus bertransaksi produk convertible bond arbitrage.
Dus, pasang surut kondisi pasar modal menjadikan Griffin kaya raya di usia muda. Meski masih muda, Griffin terbiasa mengelola uang dalam jumlah besar.
Dia lihai mendapatkan kepercayaan dari banyak orang di sekelilingnya. Total dana yang diberikan teman-teman kuliah dan keluarganya untuk diputar di pasar modal mencapai US$ 265.000.
Kepiawaian Griffin mencetak cuan semakin melejitkan namanya. Alhasil, dana yang ia kelola membesar. Sejatinya, tidak ada strategi khusus yang diterapkan Griffin. Bagi Griffin, resep utama mencetak cuan yakni memanfaatkan peluang dari gejolak pasar modal. Bisa dibilang, Griffin banyak menghabiskan waktu untuk bertransaksi saham selama berkuliah di Harvard.
Pada tahun 1989, Griffin melenggang lulus dari Harvard dengan mengantongi gelar sarjana ekonomi. Pascalulus dari Harvard, Frank C. Meyer, seorang investor dan pendiri Glenwood Capital LLC memberikan dana US$ 1 juta kepada Griffin sebagai modal untuk dikembangbiakkan. Hasilnya, Griffin mencetak keuntungan melebihi harapan Meyer.
Mengutip The New York Times, Meyer mencetak hasil investasi (imbal hasil) sebesar 70%. Setahun setelahnya yakni pada 1990, Griffin mendirikan Citadel LLC dengan dana kelolaan US$ 4,6 juta.
Kini, bisnis Citadel telah menggurita sebagai konglomerasi keuangan. Sejumlah anak usaha Citadel yakni Citadel Securities dan Citadel Technology, penyedia solusi teknologi manajemen investasi.
Saat ini, lebih dari 1.250 anggota orang bekerja di bawah naungan Citadel. Teruji oleh pengalaman panjang di bursa saham, Citadel merupakan salah satu hedge fund terbesar di dunia.
Saat ini Citadel mengelola dana lebih dari US$ 6 miliar. Sempat terpuruk akibat krisis global tahun 2008, Citadel justru tumbuh makin besar.
(Bersambung)