kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.469.000   5.000   0,34%
  • USD/IDR 15.425   -156,00   -1,02%
  • IDX 7.544   -19,43   -0,26%
  • KOMPAS100 1.171   -3,44   -0,29%
  • LQ45 937   -1,31   -0,14%
  • ISSI 227   -1,08   -0,47%
  • IDX30 484   -0,02   -0,01%
  • IDXHIDIV20 581   0,28   0,05%
  • IDX80 133   -0,30   -0,23%
  • IDXV30 143   0,64   0,45%
  • IDXQ30 162   0,10   0,06%

Meski dapat kecaman, PM Italia tetap buka kuncian corona bertahap


Selasa, 28 April 2020 / 19:39 WIB
Meski dapat kecaman, PM Italia tetap buka kuncian corona bertahap
ILUSTRASI. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengadakan konferensi pers di KTT Pemimpin Uni Eropa di Brussels, Belgia, 18 Oktober 2018.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - ROMA. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte membela diri dari kecaman luas terhadap rencananya yang sangat hati-hati untuk mengakhiri penguncian terpanjang di Eropa untuk mengekang virus corona baru.

Pemerintah Italia mengatakan, pembatasan ketat yang berlaku sejak tujuh minggu lalu untuk mencegah penyebaran virus corona akan mereda mulai 4 Mei lalu, dengan taman, pabrik, dan lokasi konstruksi buka kembali.

Namun, toko-toko harus tetap tutup sampai 18 Mei, sementara restoran, bar, dan penata rambut akan tetap tutup sampai 1 Juni, serta siswa tidak akan kembali ke sekolah sebelum September mendatang.

Baca Juga: Melonjak, Rusia catat rekor harian tertinggi kasus dan kematian akibat corona

Pelonggaran penguncian yang hati-hati itu mendapat kritikan dari pebisnis, cercaan dari oposisi, bahkan jadi pertanyaan pihak-pihak dalam koalisi Conte yang rapuh, khawatir dengan dampak besar ekonomi dan sosial.

Tetapi, Perdana Menteri menegaskan, dia tidak menyesal.

"Jika saya bisa memutar mundur jam, saya akan melakukannya lagi," kata Conte kepada harian La Stampa seperti dilansir Reuters. "Saya tidak bisa membiarkan diri terombang-ambing oleh opini publik, bahkan jika saya memahami perasaan itu dengan sangat baik".

Conte mengakui, komite ilmiah menasihati bahwa dirinya "kaku" dalam kebijakan pelonggaran penguncian yang sangat hati-hati. Tapi, dia menegaskan, kekhawatiran utama adalah untuk mencegah gelombang kedua infeksi.

"Jika hanya satu pasien berhasil memicu wabah dan penularan sedemikian rupa sehingga kami terpaksa menutup seluruh Italia, dapatkah Anda bayangkan apa yang bisa terjadi dengan 100.000 kasus positif yang kami miliki saat ini," ujarnya.

Baca Juga: Gara-gara longgarkan penguncian, tingkat infeksi corona di Jerman naik lagi

Italia menjadi salah satu negara yang paling terpukul di dunia akibat pandemi, mencatat hampir 27.000 kematian dan 200.000 kasus sejak pasien virus corona pertama terkonfirmasi pada 21 Februari. Saat ini, 105.813 orang masih memiliki penyakit ini.

Namun, jumlah kasus baru dan kematian akibat virus corona di Italia telah turun selama dua minggu terakhir, dan beberapa gubernur telah mengumumkan mereka akan melonggarkan pembatasan lebih cepat dari yang pemerintah pusat inginkan.




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×