Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONGKONG. Meski krisis finansial melanda dunia, namun sepertinya hal itu tidak menahan niatan McDonalds Corp untuk terus melakukan ekspansi. Tahun depan, restoran cepat saji terbesar dunia itu, berencana untuk melakukan investasi di kawasan Asia untuk meningkatkan jumlah pelanggannya.
“Daya beli masyarakat semakin tergerus dan kami akan berupaya menambah modal untuk itu,” jelas Tim Fenton, Presiden McDonalds untuk Asia, Timur Tengah dan Afrika. Selain itu, dia juga mengungkapkan, McDonalds akan buka lebih lama demi kenyamanan pelanggannya.
Saat ini, McDonalds berupaya untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar lagi seiring dengan resesi yang melanda dunia saat ini. Seperti yang diketahui, melambatnya perekonomian dunia telah memaksa China untuk menyuntikkan dana segar ke dalam sistem finansialnya sebesar 4 triliun yuan atau US$ 568 miliar. Sementara, Korea Selatan berencana menggunakan dana tambahan senilai 14 triliun won atau US$ 9,7 miliar pada tahun depan untuk mencegah perekonomiannya masuk ke jurang resesi untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun terakhir.
Fenton sendiri berencana meningkatkan anggaran pembelanjaan untuk pembangunan gerai baru dan renovasi di Asia, Timur Tengah dan Afrika setidaknya 20% menjadi US$ 360 juta. Jika dibandingkan dengan modal kerja atau capital expenditure (capex) tahun lalu, ada peningkatan capex sebesar 7%.
Selain itu, McDonalds juga berniat membuka 475 gerai tahun ini dan sekitar jumlah yang sama tahun depan. Itu artinya, jumlah gerai yang bakal dibuka mencapai 40-45% dari total gerai McDonalds di seluruh dunia.
Asal tahu saja, kontribusi penjualan di kawasan Asia, Timur Tengah dan Afrika baru mencapai 18% saja. Jumlah ini masih terbilang sedikit dibanding kawasan Eropa yang memberikan kontribusi penjualan sebesar 43% dan 33% di Amerika Serikat (AS).
Fokus di China
McDonalds menargetkan, sekitar 175 gerai baru akan dibuka di China. Rencana ini bukan tanpa alasan. Sebab, penjualan di Negeri Panda di mana McDonalds membuka cabang ke 1.000 pada 14 November lalu, mengalami pertumbuhan sekitar 10% dalam 10 bulan pertama. Jika ditotal, penjualan termasuk pembukaan gerai baru di China mengalami pertumbuhan sebesar 20%.
Alasan lainnya, pesaing McDonalds seperti Yum! Brands Inc dan perusahaan asing lain seperti PepsiCo Inc, Best Buy Co dan Wal Mart Stores Inc saat ini tengah fokus pada emerging market seperti China. Hal ini disebabkan adanya pertumbuhan penjualan retail di negeri itu sebesar 22% pada bulan Oktober lalu.
Di Negeri Tirai Bambu ini, Yum! Brands juga memiliki banyak outlet. Yum, yang merupakan pemilik Pizza Hut, Taco Bell dan KFC, memiliki lebih dari 2.800 restoran di China. Bahkan pada akhir tahun nanti menargetkan untuk menggenapkannya menjadi 3.000 restoran.
Catatan saja, saat ini McDonalds memiliki sekitar 32.000 restoran secara global. Sementara Yum mempunyai 35.000 outlet.
“Rencana itu akan menambah keuntungan McDonald di tengah situasi pasar yang lemah. Biasanya, perusahaan yang memiliki dana tunai besar akan melakukannya. McDonald merupakan salah satu perusahaan yang pendanaannya sangat kuat,” jelas Janna Sampson, co-chief investment officer di Oakbrook Investment LLC.