kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mewarisi bisnis makanan dari pendiri Samsung (1)


Selasa, 25 Juli 2017 / 15:11 WIB
Mewarisi bisnis makanan dari pendiri Samsung (1)


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Tri Adi

Darah pebisnis telah mengalir dalam diri Lee Jay Hyun. Sang kakek, Lee Byung Chull, tak lain adalah pendiri Samsung Group, konglomerasi di Korea Selatan. Dari sang kakek, Jay Hyun mewarisi bisnis makanan di bawah bendera Cheil Jedang, yang kemudian berganti nama menjadi CJ Group. Tak selayaknya putra mahkota, Jay Hyun justru memulai karier di Cheil Jedang dari level bawah. Setelah 13 tahun mengabdi, barulah ia mendapat jabatan wakil presiden direktur.

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ungkapan ini relevan untuk menggambarkan kisah sukses perjalanan hidup Lee Jay Hyun dalam membesarkan bisnis CJ Group, warisan dari sang kakek, Lee Byung Chull. Berkat kepiawaian berbisnis yang menular dari sang kakek, Jay Hyun sukses masuk daftar Forbes sebagai orang kaya dunia.

Sang kakek, merupakan pendiri Samsung Group. Byung Chull kemudian mewarisi CJ Group, yang awalnya bernama Cheil Jedang, kepada cucu tertuanya, yang tak lain adalah Jay Hyun. Setelah mendapat mandat dari sang kakek, Jay Hyun langsung terjun berkarier di Cheil Jedang, setelah sebelumnya pada tahun 1985 keluar dari Grup Samsung.

Sebagai pengusaha sukses, Byung Chull tak ingin mendidik cucunya menjadi anak manja yang hanya mewarisi bisnisnya tanpa perjuangan dan kerja keras. Itu dibuktikan dengan menempatkan cucunya sebagai staf di Cheil Jedang sejak tahun 1985. Barulah, setelah 13 tahun mengabdi, Jay Hyun dipercaya menjabat posisi wakil presiden direktur perusahaan tersebut. Hingga pada tahun 2002, ia naik jabatan menjadi Presiden Direktur Cheil Jedang.

Tempaan dari sang kakek berbuah manis. Alumnus Fakultas Seni Korea University tersebut terbukti di kemudian hari sukses mendorong laju pertumbuhan bisnis Cheil Jedang. Bisa dikatakan, Jay Hyun cepat beradaptasi dengan beragam perubahan.

Asal tahu saja, pada awal berdiri di tahun 1953, Cheil Jedang hanya berbisnis gula. Dua tahun berselang, atau tepatnya pada tahun 1955, perusahaan tersebut merambah ke bisnis tepung terigu, dengan membangun pabrik pertamanya di Korea Selatan. Produksi Cheil Jedang belakangan mulai merambah pasar ekspor ke Okinawa, Jepang baru sekitar tahun 1962.

Tahun 1963, manajemen Cheil Jedang melihat potensi besar pada bisnis bumbu siap saji. Dari sini, Cheil Jedang memperkenalkan produk pertamanya bernama Mipoong, bersaing dengan merek ternama yang sudah ada yakni Miwon.

Memasuki era tahun 1970-an, bisnis CJ Group kembali berkembang, merambah usaha pakan ternak dengan merek "Pungnyeon Feed" dan terus berkembang ke bisnis produk makanan lainnya produk bumbu, makanan dan minuman beku, hingga menjajal usaha farmasi, logistik dan hiburan.

Pada Desember 1996, Cheil Jedang spin off dari Samsung Group dan mengubah namanya dari semula Cheil Jedang menjadi CJ Group, yang sejatinya merupakan kependekan dari nama sebelumnya.

Kala berpisah dari Samsung Group, pendapatan CJ Group saat itu masih berkisar 2,2 triliun won. Namun perlahan melesat, hingga berjumlah 12,4 triliun won atau setara US$ 8,2 miliar pada sekitar tahun 2008.

Hingga tahun 2009, CJ Group sudah memiliki sekitar 63 anak usaha. Kebanyakan anak usaha menggarap produk makanan, bioteknologi, home shopping dan industri hiburan termasuk di dalamnya bioskop.

Jay Hyun, bapak dua anak kelahiran 19 Maret 1960 tersebut, terbukti sukses mengembangkan CJ Group menjadi perusahaan dengan aneka ragam bidang usaha. Sampai akhirnya pada tahun 2016, CJ Group memproduksi aneka produk makanan dan mengelola bisnis hiburan, dengan total pendapatan sebesar 24 triliun won atau setara US$ 26,82 miliar. Pendapatan CJ Group tahun 2016 meningkat 13,20% dari tahun 2015 yang sebesar 21,2 triliun won.

CJ Group kini telah menjadi mesin uang bagi Jay Hyun. Forbes mencatat, hingga Juli 2017, harta kekayaan Jay Hyun ditaksir sudah bernilai US$ 2,1 miliar.                   

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×