Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - DUSHANBE. Angkatan bersenjata Tajikistan disiagakan untuk pertama kalinya dalam sejarah republik ini pada Kamis (22/7) untuk pemeriksaan kesiapan tempur, Kantor Presiden Tajikistan menyatakan.
"Untuk tujuan memeriksa kesiapan tempur unit militer, 100.000 perwira dan prajurit Angkatan Bersenjata dan 130.000 perwira dan prajurit cadangan mobilisasi berkumpul di seluruh negeri untuk pertama kalinya dalam sejarah negara merdeka. Kesiapan tempur mereka diperiksa," kata pernyataan Kantor Presiden Tajikistan, seperti dikutip TASS.
Inspeksi itu atas perintah Presiden Tajikistan Emomali Rahmon yang tiba di markas Garda Nasional setelah operasi yang berlangsung selama tiga jam dan bertajuk Border 2021 selesai.
Secara keseluruhan, pemeriksaan kesiapan tempur melibatkan 1.023 kendaraan lapis baja, 3.167 motor dan kendaraan khusus, 447 artileri dan mortir, 234 sistem pertahanan udara, dan 45 pesawat tempur dan transportasi serta helikopter.
Dalam pidatonya kepada pasukan, Rahmon menekankan, situasi di Afghanistan "tetap sangat tegang dan tidak dapat diprediksi".
Baca Juga: Pasukan Taliban kini mengusai hampir separuh wilayah Afghanistan
"Angkatan bersenjata, yaitu semua unit militer dan juga lembaga penegak hukum negara telah diinstruksikan untuk memastikan kesiapan tempur mereka pada tingkat tertinggi untuk mencegah dan melawan ancaman nyata dan potensial, dan mengambil tindakan mendesak dan ekstra yang sesuai," kata Rahmon, seperti dilansir TASS.
Tugas utamanya adalah "untuk memastikan perlindungan yang dapat diandalkan dari perbatasan negara dan memobilisasi semua kekuatan dalam hal ini," tegas Presiden Tajikistan.
Pidato Presiden Tajikistan diikuti oleh parade militer yang melibatkan 10.000 tentara, personel penegak hukum dan cadangan.
Bentrokan antara pasukan Pemerintah Afghanistan dan kelompok Taliban meningkat, setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan keputusan pada 14 April untuk mengakhiri operasi di negara itu.
Taliban mengklaim telah menguasai hampir 85% wilayah Afghanistan, termasuk wilayah perbatasan dengan lima negara: Iran, China, Pakistan, Tajikistan, dan Turkmenistan.
Tajikistan telah mengizinkan beberapa ratus pengungsi dari Afghanistan masuk ke wilayahnya akhir-akhir ini, bersama dengan ratusan personel militer yang harus mundur setelah berperang dengan Taliban.