Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pakar kedaruratan utama WHO, Dr. Mike Ryan memperingatkan agar tidak terlalu cepat melakukan perjalanan global, dengan mengatakan aksi itu akan memerlukan manajemen risiko yang cermat.
Dia mencatat lonjakan infeksi di Afrika yang mengkhawatirkan, seperti peningkatan hampir 300% dalam kasus di Somalia dalam seminggu terakhir. "Kami berada pada tahap awal di Afrika," kata Ryan.
Baca Juga: WHO: Kebijakan pencabutan penguncian dari virus corona harus dilakukan bertahap
Para pejabat WHO mendesak negara-negara untuk terus berinvestasi dalam kesiapsiagaan, dengan mengatakan bahwa hanya 76% yang memiliki sistem pengawasan untuk mendeteksi kasus.
"Masih ada banyak celah di pertahanan dunia dan tidak ada satu pun negara yang memiliki segalanya," kata Tedros.
Di tengah kritik bahwa WHO seharusnya bertindak lebih awal, Tedros membela keputusan WHO untuk menyatakan darurat internasional pada 30 Januari dengan peringatan: tingkat siaga tertinggi.
Baca Juga: WHO: Melonggarkan penguncian bukanlah akhir dari epidemi, itu awal fase selanjutnya!
"Melihat ke belakang, saya pikir kami menyatakan keadaan darurat pada waktu yang tepat dan ketika dunia memiliki cukup waktu untuk merespons," kata Tedros, menambahkan bahwa pada tanggal itu hanya ada 82 kasus COVID-19 di luar Tiongkok dan tidak ada kematian pada saat itu.
Jeremy Farrar, direktur badan amal kesehatan global Wellcome Trust, mengatakan bahwa dunia perlu belajar untuk hidup dengan penyakit COVID-19 yang baru. “Ini bukan episode satu kali terpisah. Keyakinan saya adalah bahwa ini sekarang adalah infeksi manusia endemik ... Kita harus menemukan cara untuk menghadapinya," katanya kepada media briefing online.