Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emas dikenal sebagai logam berat yang sangat langka dan berharga. Namun, keistimewaannya tidak hanya terletak pada nilai ekonomi, melainkan juga pada asal usulnya yang luar biasa.
Logam ini terbentuk jauh dari Bumi, yakni melalui tabrakan bintang neutron di luar angkasa, sebelum akhirnya menjadi bagian dari planet kita. Lantas, seberapa langka emas sebenarnya di Bumi, dan berapa banyak emas yang telah dan belum ditemukan hingga kini?
Mengutip Livescience.com, Kamis (19/6/2025), Untuk menjawab pertanyaan itu, para ilmuwan dan lembaga survei biasanya memulai dari total jumlah emas yang telah ditambang oleh manusia sepanjang sejarah.
Baca Juga: Inilah Asal Usul Emas yang Ada di Bumi Menurut NASA
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) memperkirakan bahwa sekitar 206.000 ton emas telah berhasil diekstraksi dari kerak bumi, baik dari batuan maupun aliran sungai. Sebagian besar dari jumlah ini digunakan dalam pembuatan perhiasan.
Namun, angka ini berbeda dari data yang dimiliki oleh World Gold Council. Organisasi tersebut mencatat bahwa hingga saat ini telah ditambang sebanyak 238.391 ton emas.
Jika dikumpulkan, seluruh emas ini cukup untuk mengisi sebuah kubus raksasa dengan sisi masing-masing sepanjang 22 meter.
Menurut dewan tersebut, sekitar 45% emas digunakan untuk perhiasan, 22% disimpan sebagai emas batangan dan koin, dan 17% lainnya disimpan oleh bank-bank sentral.
Walau manusia telah menambang sebagian besar emas yang dapat diakses secara ekonomis, cadangan emas di dalam bumi belum sepenuhnya habis. Dalam laporan Mineral Commodity Summary terbaru dari USGS, diperkirakan masih terdapat sekitar 70.550 ton emas yang tersimpan di endapan layak tambang secara ekonomi.
Baca Juga: Apa Itu Bank Emok? Ini Arti, Asal-Usul, dan Bahayanya Terkait Pinjaman Ilegal
Cadangan ini tersebar di berbagai negara, dengan jumlah terbesar terdapat di Rusia, Australia, dan Afrika Selatan. Sementara itu, China tercatat sebagai negara yang paling banyak mengekstraksi emas dan membawanya ke pasar global pada tahun 2024.
Dalam dunia pertambangan, dikenal perbedaan antara “cadangan” dan “sumber daya”. Cadangan merujuk pada endapan bijih yang telah dipastikan layak ditambang secara ekonomis.