Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Di tengah wabah virus corona baru, muncul momen langka saat Palestina dan Israel bersatu untuk mengatasi pandemi global tersebut.
Wujud kerjasama kedua negara mulai terlihat sejak Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah berkongsi dengan pejabat kesehatan Israel.
Mereka berkolaborasi untuk mengatur pergerakan warganya dan menerapkan kebijakan manajemen rumahsakit.
Bulan lalu, Israel dan Palestina menyetujui kebijakan yang berupaya membatasi pergerakan populasi, sembari membiarkan warga Palestina tetap bekerja.
Baca Juga: Perangi corona, Arab Saudi berlakukan jam malam 24 jam di Mekah dan Madinah
Para pekerja mendapat waktu waktu 72 jam untuk memutuskan, apakah tetap tinggal di Israel selama krisis atau kembali ke Tepi Barat.
Sebelumnya pada 7 Maret, Israel dan Palestina juga menunjukkan kekompakan untuk melawan virus corona. Israel telah mengunci akses ke Kota Betlehem, sedangkan Palestina menutup Gereja Betlehem selama dua minggu.
"Kami telah memutuskan untuk mencegah masuknya wisatawan dalam jangka waktu 14 hari, dan mengimbau hotel di semua kota untuk tidak menerima warga negara asing," kata Menteri Pariwisata Palestina Rula Maayah kepada AFP, Sabtu (7/3).
Langkah ini Palestina tempuh setelah pihak berwenang mengatakan, ada 9 kasus infeksi virus corona di daerah Betlehem di Selatan Yerusalem.
Baca Juga: Sedih, angka kematian di Spanyol akibat virus corona tembus 10.000
Hingga Kamis (2/4), ada lebih dari 5.500 kasus virus corona yang terkonfirmasi dalam 10 juta populasi Israel, dan 122 kasus di sekitar 2,7 juta warga Palestina. Namun, jumlah pengujian yang Palestina lakukan lebih rendah dari Israel.
Persatuan yang Israel dan Palestina galang mendapat sambutan positif. Salah satunya, Ofer Zalzberg dari International Crisis Group.
"Terlepas dari ketegangan, kerjasama diperlukan karena kepentingan pribadi. Karena dua populasi saling terkait, membatasi virus hanya dalam satu masyarakat tidak mungkin," ujar Zalzberg seperti dikutip AFP, Kamis (2/4).
Baca Juga: Mulai besok, Thailand terapkan jam malam secara nasional
Yotam Shefer dari cabang militer Israel yang bertanggungjawab atas urusan sipil di wilayah Palestina (COGAT) juga menegaskan, kerjasama harus kuat. "Koordinasi dengan Otoritas Palestina sangat ketat dan sangat kuat," katanya kepada AFP.
Mantan kepala COGAT Eitan Dangot pun mengatakan pada wartawan, Otoritas Palestina telah "sepenuhnya mengadopsi kebijakan Israel tentang cara menangani virus corona".
Penulis: Aditya Jaya Iswara
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Israel dan Palestina Bersatu Tangani Covid-19"