Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Lembaga pemeringkat internasional, Moody's, mengatakan telah meninjau peringkat utang Rusia dan Ukraina untuk diturunkan. Hal tersebut dilakukan setelah Rusia menginvasi Ukraina dalam serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia II.
Rusia saat ini memiliki rating peringkat investasi grade atau Baa3 dari Moody's dan berpotensi diturunkan peringkatnya menjadi status junk alias "sampah".
Pada Jumat (25/2), Fitch telah menurunkan peringkat negara Ukraina tiga tingkat lebih rendah menjadi "CCC" dari sebelumnya "B". Lembaga pemeringkat tersebut mendorongnya rating kredit Ukraina lebih dalam ke wilayah "sampah".
Invasi Rusia ke Ukraina tersebut memicu sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Eropa terhadap beberapa bank top Rusia, ekspor militer dan beberapa orang yang berada di lingkaran dalam Presiden Vladimir Putin.
Ada "kekhawatiran serius" seputar kemampuan Rusia untuk mengelola dampak mengganggu dari sanksi baru terhadap ekonomi, keuangan publik, dan sistem keuangannya," kata Moody's seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/2).
Baca Juga: Redakan Ketegangan, Rusia Siap Kirim Utusan untuk Pembicaraan dengan Ukraina
Ukraina memiliki peringkat "B3" dan Moody's mengatakan konflik ekstensif dapat menimbulkan risiko bagi likuiditas dan posisi eksternal pemerintah, mengingat jatuh tempo eksternal yang cukup besar di negara itu di tahun-tahun mendatang dan ketergantungan ekonominya pada pendanaan mata uang asing.
Bank sentral Rusia meningkatkan sektor perbankannya dengan miliaran mata uang asing tambahan dan likuiditas rubel dan melonggarkan sejumlah persyaratan, sementara pemerintah secara terpisah menjanjikan dukungan skala penuh kepada perusahaan-perusahaan yang terkena sanksi.
Baik bank sentral dan pemerintah mengatakan bahwa stabilitas keuangan dari 300 sektor perbankan Rusia akan lebih dipertahankan, jika alat tambahan diperlukan.
Invasi Rusia ke Ukraina dapat menyebabkan serentetan penurunan peringkat kredit, S&P Global mengatakan pada hari Jumat, memperingatkan ekonomi global, dan Eropa khususnya, sekarang menghadapi gambaran yang sangat berbeda dari yang diharapkan tahun ini.