Sumber: Telegraph | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manchester United menghadapi tantangan keuangan serius, dengan kerugian besar yang terus terjadi selama lima tahun berturut-turut.
Pada laporan keuangan terakhir hingga 30 Juni 2024, klub ini mencatatkan kerugian sebelum pajak sebesar £130,7 juta, yang menambah total kerugian selama tiga tahun terakhir menjadi £312,9 juta (US$408,5 juta).
Meskipun demikian, United menyatakan bahwa mereka masih patuh terhadap aturan Profit and Sustainability Rules (PSR) Premier League serta regulasi Financial Fair Play (FFP) UEFA.
Pengurangan Tenaga Kerja dan Efisiensi Biaya
Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi biaya, Manchester United telah melakukan pemangkasan sekitar 250 pekerjaan, lebih dari seperlima dari seluruh tenaga kerja mereka. Program redundansi massal ini selesai pada akhir Agustus 2024, yang diharapkan dapat menghasilkan penghematan biaya hingga £35 juta per tahun.
Baca Juga: CEO MU Paparkan Rencana Masa Depan Pasca Laporan Keuangan yang Mengkhawatirkan
Sir Jim Ratcliffe, yang sekarang memegang 27,7% saham klub, telah menginisiasi pengurangan biaya besar-besaran sejak mengambil peran sebagai pemilik minoritas. Manchester United menunjuk firma restrukturisasi korporat Interpath Advisory untuk mengidentifikasi peluang penghematan biaya lebih lanjut.
Klub juga mengumumkan bahwa pemangkasan biaya yang sedang berlangsung ini diharapkan menghemat sekitar £40 juta hingga £45 juta per tahun, meskipun akan ada biaya implementasi sebesar £10 juta. Efisiensi ini diperkirakan akan terealisasi pada tahun fiskal 2025 dan 2026.
Kepatuhan Terhadap Regulasi Keuangan
Manchester United masih memenuhi syarat sesuai dengan aturan PSR Premier League, yang membatasi kerugian finansial sebesar £105 juta dalam tiga tahun, dengan rata-rata £35 juta per tahun.
Dari kerugian tersebut, £90 juta harus ditutupi oleh pendanaan yang aman dari pemilik klub. Selain itu, klub juga berhak melakukan pengurangan yang diizinkan, seperti investasi dalam infrastruktur, pengembangan sepak bola wanita, akademi, inisiatif komunitas, klaim Covid-19, dan depresiasi.
Berdasarkan perkiraan Kieran Maguire, seorang dosen keuangan sepak bola di Universitas Liverpool, Manchester United mungkin dapat melakukan pengurangan sekitar £45 juta untuk investasi infrastruktur, £66 juta untuk biaya akademi, £40 juta untuk klaim Covid-19, serta £48 juta biaya yang terkait dengan proses pengambilalihan saham.
Baca Juga: Manchester United Menduduki Peringkat Teratas dalam Jumlah Penonton Liga di Eropa
Pendapatan Rekor dan Prospek Masa Depan
Meskipun kerugian besar, Manchester United berhasil mencatatkan pendapatan rekor sebesar £661,8 juta pada musim 2023/24.
Klub ini memperkirakan pendapatan untuk tahun 2025 akan berada di kisaran antara £650 juta hingga £670 juta, yang mencakup investasi £50 juta untuk peningkatan fasilitas pelatihan di Carrington yang diproyeksikan selesai pada musim panas mendatang, serta £10 juta dari biaya terkait program pengurangan jumlah karyawan.
Namun, ada penurunan yang diprediksi pada pendapatan dari hak siar, yang diperkirakan akan berkurang sekitar £30 juta karena United tidak berpartisipasi dalam Liga Champions pada musim 2024/25.
Namun, ini diimbangi oleh peningkatan £30 juta pada pendapatan retail, merchandise, dan lisensi, terutama setelah klub memindahkan operasi e-commerce ke dalam manajemen internal yang bekerja sama dengan SCAYLE.
Peran Sir Jim Ratcliffe dan Injeksi Modal
Sir Jim Ratcliffe telah menginjeksi modal sebesar £153,4 juta ke Manchester United, dengan tambahan £76,7 juta yang diharapkan sebelum akhir tahun 2024. Sebagian dari modal ini digunakan untuk mendanai perbaikan fasilitas pelatihan klub di Carrington.
Baca Juga: Ronaldo Kritik Ten Hag: Manchester United Harus Ada Perubahan Besar!
Meskipun pendapatan komersial untuk musim 2023/24 tetap stabil di angka £302,9 juta, pendapatan dari hak siar mengalami peningkatan signifikan menjadi £221,8 juta, terutama berkat keterlibatan United di Liga Champions pada musim lalu.
Pendapatan dari hari pertandingan juga meningkat secara marginal menjadi £137,1 juta, sementara pengeluaran gaji meningkat 10% menjadi £364,7 juta akibat kembalinya klub ke kompetisi Eropa tersebut.
Fokus pada Keberlanjutan Keuangan dan Kesuksesan Sepak Bola
Omar Berrada, CEO Manchester United, menegaskan bahwa klub berfokus pada upaya menciptakan struktur yang lebih efisien dan berkelanjutan secara finansial, dengan tujuan utama mengembalikan kesuksesan di atas lapangan.
Menurut Berrada, klub telah mengarahkan sumber daya mereka untuk meningkatkan kinerja tim di lapangan dan berupaya kembali menjadi salah satu kekuatan utama di sepak bola Eropa.
Baca Juga: Manchester United Rugi US$147,5 juta pada Periode 2023-2024
United juga tengah dalam negosiasi untuk merekrut Marc Armstrong, Chief Revenue Officer Paris Saint-Germain, sebagai Chief Business Officer yang baru.
Armstrong dianggap sebagai figur yang mampu memimpin semua sektor komersial United, dan ia memiliki hubungan baik dengan Jean-Claude Blanc, anggota dewan Manchester United yang juga Chief Executive dari Ineos Sport.