Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - LILONGWE. Sejumlah vaksin yang diterima negara-negara miskin di Afrika terpaksa dibuang karena kadaluarsa. Malawi pada Rabu (19/5) memusnahkan 19.610 dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca yang kedaluwarsa 18 hari setelah tiba di negara itu. Meskipun ada jaminan dari Uni Afrika (AU) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa vaksin itu aman hingga pertengahan Juli, namun pemenrintah setempat tidak mau ambil risiko.
Sebanyak 102.000 vaksin tiba pada 26 Maret 2021, di bawah inisiatif AU dan WHO. Dan vaksin tersebut kedaluwarsa pada 13 April 2021. Itu cuma menyisakan waktu kurang dari tiga minggu untuk digunakan. Malawi hanya berhasil menyalurkan sekitar 80% dari total vaksin yang masuk pada saat itu pada warganya.
John Nkengasong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika), bagian dari AU, mengatakan, vaksin dapat digunakan hingga 13 Juli 2021, berdasarkan analisis lebih lanjut yang dilakukan oleh Serum Institut of India (SII).
Baca Juga: Waspada! Ditemukan kasus penularan lokal virus corona asal India di Jakarta
Ia dan WHO juga mengimbau negara-negara Afrika untuk tidak menyia-nyiakan vaksin yang disumbangkan kepada mereka. Namun, pemerintah Malawi menyatakan tidak akan memberikan vaksin kadaluwarsa kepada warganya. "Tidak ada vaksin kadaluwarsa yang pernah digunakan," kata Menteri Kesehatan Khumbize Chaponda, di Rumah Sakit Pusat Kamuzu di ibukota administratif Lilongwe seperti dikutip Reuters, Rabu (19/5).
Sebelumnya regulator obat India mengizinkan vaksin AstraZeneca yang diproduksi SII untuk digunakan hingga sembilan bulan sejak tanggal pembuatannya.
Sudan Selatan juga tidak menggunakan 59.000 dosis yang disediakan oleh AU karena masalah kadaluwarsa yang sama.
Baca Juga: Asia, AS dan Eropa miliki tantangan berbeda dalam pemulihan ekonomi
Kementerian kesehatan Malawi mengatakan negara itu telah memberikan 335.232 dosis vaksin hingga 18 Mei, dan mencatat 34.231 infeksi Covid dan 1.153 kematian.
Negara-negara Afrika telah berjuang untuk mendapatkan cukup vaksin COVID-19 untuk melakukan imunisasi massal. Banyak yang mengandalkan bantuan dari skema vaksin global Covax yang dipimpin bersama oleh WHO dan mitranya termasuk aliansi vaksin Gavi.