Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Ini perkembangan terkini dari kesepakatan dagang antara Malaysia dan Amerika Serikat.
Reuters melaporkan, pada pekan lalu, Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka akan mengenakan tarif sebesar 19% terhadap Malaysia mulai 8 Agustus 2025.
Tarif ini lebih rendah dari pungutan sebesar 25% yang diancam diberlakukan Trump ke Negeri Jiran ini bulan lalu.
Hasil kesepakatan dari Malaysia dan AS menghasilkan sejumlah komitmen kespakatan.
Salah satuya, Malaysia harus menggelontorkan dana hingga US$ 150 miliar dalam lima tahun ke depan untuk membeli peralatan dari perusahaan multinasional AS bagi sektor semikonduktor, kedirgantaraan, dan pusat datanya.
"Ini sebagai bagian dari kesepakatan dengan Washington untuk memangkas tarif," ujar Menteri Perdagangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz kepada parlemen, pada Senin (4/8/2025).
Perusahaan energi negara Petroliam Nasional Berhad akan membeli gas alam cair senilai US$ 3,4 miliar per tahun. Selain itu, Malaysia juga berkomitmen untuk berinvestasi lintas batas senilai US$ 70 miliar di Amerika Serikat selama lima tahun ke depan guna mengatasi ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara.
Baca Juga: Sektor Farmasi dan Semikonduktor Malaysia Dibebaskan dari Tarif AS
Data pemerintah Malaysia menunjukkan, Amerika Serikat mengalami defisit perdagangan barang dengan Malaysia senilai US$ 24,8 miliar pada tahun 2024.
Tengku Zafrul mengatakan kedua negara sedang menyelesaikan pernyataan bersama yang mencakup komitmen yang dibuat, setelah berminggu-minggu negosiasi mengenai tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
"Meskipun mengharapkan tarif yang lebih rendah, kementerian yakin bahwa negosiasi ini telah berhasil mencapai hasil yang wajar dengan tawaran yang diajukan oleh Malaysia," kata Tengku Zafrul.
Konsesi lain dari Malaysia termasuk pengurangan atau penghapusan bea masuk atas 98,4% impor AS, pelonggaran beberapa hambatan non-tarif, dan penghapusan persyaratan bagi platform media sosial dan penyedia layanan cloud AS untuk menyumbangkan sebagian pendapatan mereka dari Malaysia ke dana negara.
Tonton: Kunjungi RI, PM Malaysia Akan Bahas Perbatasan Dengan Indonesia
Pekan lalu, Tengku Zafrul mengatakan pembebasan tarif tetap berlaku untuk produk farmasi dan semikonduktor Malaysia yang diekspor ke Amerika Serikat, dan pemerintah sedang mengupayakan pengurangan lebih lanjut untuk komoditas seperti kakao, karet, dan minyak sawit.
Namun, ia memperingatkan bahwa cip semikonduktor mungkin masih dikenakan tarif tambahan berdasarkan undang-undang AS karena alasan keamanan nasional.
"Oleh karena itu, kita perlu terus bersiap menghadapi kemungkinan tarif tambahan yang dikenakan pada industri semikonduktor," ujarnya.