Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengancam akan mengakhiri gencatan senjata secara sepihak dan kembali menyerang Gaza jika Hamas tidak segera membebaskan seluruh sandera.
Netanyahu memberi tenggat waktu hingga hari Sabtu (15/2) pekan ini bagi Hamas untuk membebaskan sandera yang diminta Israel.
Jika persyaratan itu gagal dipenuhi, Netanyahu mengancam akan kembali mengirim militer ke Gaza dan melanjutkan misi untuk menumpas Hamas.
"Jika Hamas tidak mengembalikan sandera kami pada Sabtu siang, gencatan senjata akan berakhir dan IDF (militer) akan kembali melakukan pertempuran sengit sampai Hamas akhirnya dikalahkan," kata Netanyahu pada hari Selasa (11/2), dikutip Reuters.
Baca Juga: Donald Trump: Saya Berkomitmen untuk Membeli dan Memiliki Gaza
Pernyataan tersebut keluar setelah Netanyahu bertemu dengan beberapa menteri penting, termasuk pertahanan, urusan luar negeri, dan keamanan nasional.
Netanyahu mengatakan bahwa para pejabat tinggi tersebut memberikan dukungan penuh terhadap ancaman yang disampaikan kepada Hamas.
Tidak jelas apakah Netanyahu meminta Hamas untuk membebaskan semua sandera yang ditawan di Gaza atau hanya tiga orang sesuai dengan kesepakatan awal.
Tak lama setelah ancaman itu keluar, Hamas merespons dengan menggemakan kembali komitmennya terhadap gencatan senjata dan menuduh Israel membahayakan komitmen gencatan senjata.
Baca Juga: Ribuan Warga Palestina Kesulitan Kembali ke Gaza, Tentara Israel Blokir Perlintasan
Berdasarkan kesepakatan, Hamas secara bertahap membebaskan sandera sejak fase pertama dimulai pada 19 Januari 2025 lalu.
Namun, Hamas baru-baru ini mengatakan tidak akan membebaskan sandera lagi sampai ada pemberitahuan lebih lanjut atas tuduhan Israel melanggar kesepakatan.
Dalam pernyataan resminya, Hamas mengatakan Israel telah melanggar gencatan senjata dengan beberapa penembakan mematikan serta menahan beberapa pengiriman bantuan dan menghalangi kembalinya warga Gaza ke wilayah utara Jalur Gaza.
Hingga saat ini, sudah ada 16 dari 33 sandera yang dibebaskan sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan gencatan senjata yang akan berlangsung selama 42 hari. Lima orang sandera asal Thailand juga telah dibebaskan beberapa waktu lalu.
Tonton: 10 Orang Terkaya di China Periode Februari 2025