Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Perjanjian gencatan senjata telah menuai perlawanan sengit dari mitra koalisi sayap kanan Netanyahu, yang dukungannya sangat dibutuhkan perdana menteri Israel untuk tetap berkuasa.
Pada hari Kamis, menteri keamanan nasional garis keras Israel, Itamar Ben-Gvir, mengancam akan mengundurkan diri dari pemerintahan jika Israel menyetujui gencatan senjata.
Tanggapan AS
Sementara itu, mengutip Reuters, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Kamis menegaskan, gencatan senjata di Jalur Gaza harus dimulai pada hari Minggu sesuai rencana, meskipun para negosiator perlu menyelesaikan "masalah" di menit-menit terakhir.
"Tidak mengherankan bahwa dalam proses dan negosiasi yang penuh tantangan dan ketegangan ini, Anda mungkin mendapatkan masalah," kata Blinken dalam konferensi pers di Washington.
Dia menambahkan, "Kami sedang menyelesaikan masalah itu saat kita berbicara."
Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan satu-satunya perselisihan yang tersisa adalah mengenai identitas beberapa tahanan yang ingin dibebaskan Hamas.
Tonton: Israel Hamas Capai Kesepakatan Gencatan Senjata, Warga Gaza Menangis Bahagia
Menurut pejabat tersebut, utusan Presiden Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump berada di Doha bersama mediator Mesir dan Qatar yang berupaya menyelesaikannya.
Di dalam Gaza, kegembiraan atas gencatan senjata berganti menjadi kesedihan dan kemarahan atas meningkatnya pemboman yang menyusul pengumuman tersebut.
Suara Tamer Abu Shaaban bergetar saat ia berdiri di samping tubuh mungil keponakan perempuannya yang masih muda yang terbungkus kain kafan putih di lantai keramik kamar mayat Kota Gaza. Ia terkena pecahan peluru dari rudal saat bermain di halaman sekolah tempat keluarganya berlindung, katanya.