Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Perusahaan teknologi Nvidia berencana melakukan pembelian saham kembali atau buyback senilai US$ 25 miliar. Ini sejalan optimisme perusahaan terhadap ledakan kecerdasan buatan atau AI.
Sebagai informasi, buyback saham biasanya dilakukan ketika pimpinan menilai perusahaannya masih undervalued. Namun, harga saham Nvidia naik lebih dari tiga kali lipat tahun ini dan diperkirakan mencapai titik tertinggi sepanjang masa setelah pemaparan kinerja.
CEO Nvidia Jensen Huang memperkirakan ledakan kecerdasan buatan akan bertahan hingga tahun depan dan menjadikannya taruhan terbesar di sektor teknologi untuk mendukung optimismenya.
Baca Juga: Bursa Asia Menguat Pada Perdagangan Kamis (24/8) Pagi
Langkah Huang untuk membeli kembali saham ketika harga sahamnya lebih mahal dari harga sebelumnya melampaui pertaruhan yang bahkan dilakukan oleh perusahaan teknologi besar lainnya terhadap AI.
Ia menyebutkan Nvidia berencana untuk meningkatkan produksi perangkat kerasnya pada tahun depan. Ini sekaligus menepis keraguan yang diajukan beberapa analis tentang berapa lama kegilaan AI akan bertahan.
Seperti diketahui, perusahaan ini hampir memonopoli sistem komputasi yang digunakan untuk menjalankan layanan seperti ChatGPT, chatbot AI generatif OpenAI yang laris.
“Kami telah merencanakan infrastruktur generasi berikutnya dengan perusahaan komputasi awan dan pembangun pusat data terkemuka,” ujarnya dikutip dari Reuters (24/5).
Baca Juga: Asia Stocks Snap Losing Streak, Yields Hit Fresh Peaks
Huang bilang ada dua hal yang mendorong permintaan tersebut, antara lain peralihan dari pusat data tradisional yang dibangun berdasarkan prosesor pusat ke pusat data yang dibangun berdasarkan chip Nvidia yang kuat,dan meningkatnya penggunaan konten yang dihasilkan oleh sistem AI dalam segala hal mulai dari kontrak hukum hingga materi pemasaran.
Permintaan chip telah memberi Nvidia uang tunai untuk pembayaran dividen terhadap investor. Perusahaan melaporkan margin kotor yang disesuaikan hampir dua kali lipat menjadi 71,2% pada kuartal kedua, ketika sebagian besar perusahaan semikonduktor memiliki margin kotor antara 50% dan 60%.
Huang menolak berkomentar apakah ledakan AI akan bertahan hingga tahun depan. Dia mengatakan risiko terbesar yang dihadapi Nvidia adalah mengamankan pasokan.
Perusahaan mengatakan pendorong penjualan terbesar pada kuartal ini adalah sistem HGX, yang merupakan keseluruhan komputer yang dibangun berdasarkan chip Nvidia. Sistem tersebut jauh lebih rumit dari sekedar chip itu sendiri, dan bagian yang hilang dapat menunda pengiriman.
Baca Juga: Kondisi Operasional Sulit, S&P Turunkan Peringkat Beberapa Bank di AS
"Orang mengira itu adalah chip GPU. Tapi ini adalah sistem GPU yang sangat rumit. Beratnya 70 pon. Ada 35.000 komponen. Harganya $200.000." ujarnya.
Kinngai Chan, seorang analis di Summit Insights Group mengatakan persediaan Nvidia sebesar US$ 4,32 miliar adalah ringan.
“Kami pikir (Nvidia) akan terus melampaui panduan $16 miliar untuk kuartal Oktober karena permintaan terus melebihi pasokan,” kata Chan, mengacu pada prospek pendapatan perusahaan pada kuartal ketiga.