kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Obama tolak tekanan G20 agar tidak serang Suriah


Sabtu, 07 September 2013 / 16:57 WIB
Obama tolak tekanan G20 agar tidak serang Suriah
Edy Purwo Saputro, Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo


Sumber: Reuters | Editor: Hendra Gunawan

Presiden AS Barack Obama tetap pada pendiriannya untuk tetap melakukan serangan udara terhadap Suriah. Bahkan Obama meminta dukungan dari 10 pemimpin negara lainnya di G20 untuk mendukung serangan tersebut.

Dia membujuk sembilan negara G20 yang menjadi sekutunya ditambah Spanyol untuk bergabung dengan Amerika Serikat untuk menandatangani pernyataan yang menyerukan respon Internasional mendukung serangan militer.

Seorang pejabat senior AS kepada kantor berita Reuters mengatakan Kanselir Jerman Angela Merkel, satu-satunya pemimpin Eropa pada pertemuan puncak itu yang tidak menandatangani pernyataan tersebut. Ia menahan diri karena ingin membiarkan Uni Eropa memiliki kesempatan untuk menimbang terlebih dahulu.

Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin juga meminta Obama untuk menahan agresi militer. Bahkan pada acara makan malam G20 yang dilaksanakan di St. Petersburg, Rusia itu, PutinĀ  kembali beradu argumen selama 20 menit dengan Obama.

"Kami mendengar satu sama lain, dan memahami argumen tapi kami tidak setuju. Saya tidak setuju dengan argumennya, dia tidak setuju dengan saya, " kata Putin dalam konferensi pers terkait pertanyaan tentang Suriah.

Petinggi negara lain yang juga menjadi peserta makan malam mengatakan ketegangan antara Putin dan Obama sangat terasa. Namun Obama memberikan kredit kepada Putin karena Rusia mau memfasilitasi diskusi panjang mengenai krisis Suriah.

Meski begitu Obama bersikap untuk tetap melakukan respon militer terhadap serangan senjata kimia yang dilakukan oleh pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang menewaskan lebih dari 1.400 orang pada 21 Agustus lalu.

"Gagal untuk menanggapi pelanggaran ini, maka akan mengirim sinyal ke negara-negara nakal, rezim otoriter dan organisasi teroris, bahwa mereka dapat mengembangkan dan menggunakan senjata pemusnah massal dan tidak membayar konsekuensinya. Dan itu bukan dunia yang kita inginkan," kata Obama dalam sebuah konferensi pers terpisah.

Tak hanya Putin, Presiden Cina Xi Jinping juga mencoba meredam Obama dari aksi militernya. Ia mengatakan kepada bahwa Beijing akan berpikir dua kali sebelum bertindak. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki -moon sebelumnya juga memperingatkan Amerika Serikat terhadap aksi militer yang akan dilakukan dan Dewan Keamanan PBB tidak menyetujuinya.

Tidak dapat memenangkan dukungan dari Dewan Keamanan PBB karena hak veto Rusia dan China, Obama mencari dukungan dari Kongres AS sebagai gantinya. (Reuters.com)


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×