Sumber: Antara,Reuters | Editor: Yudho Winarto
WINA. Hari ini, Rabu (30/11) OPEC memulai pembahasan kesepakatan atas pengurang produksi minyak untuk menopang harga minyak mentah. Di tengah penolakan Iran dan Irak terhadap tekanan Arab Saudi untuk berpartisipasi secara penuh dalam setiap tindakan.
Para menteri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak bertemu secara informal pada pukul 07.00 GMT (14.00 WIB) di Vienna Park Hyatt Hotel dan akan memulai pertemuan formal di markas OPEC pada pukul 09.00 GMT (16.00 WIB).
"Saya optimis," kata Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh, menambahkan belum ada permintaan Iran untuk memotong produksi.
"Saya pikir kita melihat sebuah pertemuan yang sangat positif," kata Menteri Energi UEA Suhail bin Mohammed al-Mazroui.
Rekan-rekannya dari Angola, Aljazair dan Nigeria juga mengatakan mereka percaya OPEC akan mencapai kesepakatannya.
Minyak mentah Brent naik lebih dari empat persen menjadi di atas 48 dolar AS per barel, setelah mengalami kerugian besar sehari sebelumnya.
Pada Selasa, Iran menulis surat kepada OPEC mengatakan pihaknya ingin Arab Saudi untuk mengurangi produksi sebanyak satu juta barel per hari (bph), lebih besar daripada kesediaan yang Riyadh tawarkan, sumber OPEC mengatakan kepada Reuters.
Kelompok 14 negara produsen minyak, yang menyumbang sepertiga dari produksi minyak global, membuat perjanjian awal di Aljazair pada September untuk membatasi produksi pada sekitar 32,5-33 juta barel per hari dari produksi saat ini 33,64 juta barel per hari guna menopang harga minyak, yang telah berkurang separuhnya sejak pertengahan 2014.
OPEC mengatakan akan membebaskan Iran, Libya dan Nigeria dari pemotongan, karena produksi mereka telah terganggu oleh kerusuhan dan sanksi.
Kesepakatan itu dipandang sebagai kemenangan bagi Iran. Teheran telah lama berpendapat pihaknya ingin menaikkan produksi untuk mendapatkan kembali pangsa pasarnya yang hilang di bawah sanksi-sanksi Barat, ketika rival politiknya Arab Saudi meningkatkan produksi.
Dalam beberapa pekan terakhir, Riyadh berubah sikap dan menawarkan untuk memangkas produksi sebesar 0,5 juta barel per hari, menurut sumber-sumber OPEC, sambil menyarankan batas produksi Iran pada sekitar 3,8 juta barel per hari - sejalan dengan atau sedikit di atas produksi negara itu pada saat ini.
Teheran telah mengirimkan sinyal beragam, mengatakan pihaknya ingin memproduksi sebanyak 4,2 juta barel per hari. Surat Iran untuk OPEC menyatakan Arab Saudi harus memangkas produksi menjadi 9,5 juta barel per hari.
Dokumen yang disiapkan untuk pertemuan Rabu mengusulkan kelompok memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari dari tingkat Oktober, sebuah sumber OPEC mengatakan.
Dokumen tersebut juga mengusulkan Arab Saudi mengurangi produksinya menjadi 10,07 juta barel per hari dari 10,54 juta barel per hari pada Oktober dan Iran membekukan produksinya pada 3,797 juta barel per hari.
Irak juga telah menekankan untuk batas produksi yang lebih tinggi, mengatakan negaranya perlu lebih banyak uang untuk melawan kelompok militan Negara Islam.
Iran dan Irak bersama-sama menghasilkan lebih dari 8,0 juta barel per hari, hanya sedikit di belakang produsen utama Arab Saudi dengan 10,5 juta barel per hari.
Argumen antara Irak dan Arab Saudi terutama berfokus pada apakah Baghdad harus menggunakan perkiraan produksinya sendiri untuk membatasi produksi atau mengandalkan angka yang lebih rendah dari para ahli OPEC.
Beberapa analis termasuk Morgan Stanley dan Macquarie mengatakan harga minyak akan terkoreksi tajam, jika OPEC gagal mencapai kesepakatan, berpotensi mencapai serendah 35 dollar AS per barel.