Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Indeks saham Nikkei Jepang menembus rekor tertinggi pada perdagangan Kamis (11/9/2025), dipimpin oleh kenaikan saham SoftBank Group yang terdorong optimisme atas pertumbuhan bisnis cloud berbasis kecerdasan buatan (AI).
Melansir Reuters pukul 01.44 GMT, Nikkei naik 0,8% ke level 44.198,10, setelah sempat menyentuh rekor intraday di 44.251,65. Sementara itu, indeks Topix bergerak datar di 3.149,38.
Baca Juga: Bursa Asia Menguat Ikuti Wall Street, Kospi Korea Selatan Catat Rekor Baru
“SoftBank Group menjadi motor penggerak Nikkei, seiring ekspektasi bahwa bisnis cloud akan terus tumbuh setelah lonjakan saham Oracle,” ujar Yugo Tsuboi, Kepala Strategi di Daiwa Securities.
Saham Oracle di Wall Street melonjak 36% semalam, kenaikan harian terbesar sejak 1992, setelah perusahaan teknologi itu melaporkan lonjakan permintaan layanan cloud dari perusahaan AI.
Hal ini ikut mendorong indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup di rekor tertinggi pada Rabu (10/9).
SoftBank Group melonjak 9%, sementara produsen peralatan uji chip Advantest naik 3,54%, dan produsen kabel Fujikura, yang kerap dianggap indikator investasi pusat data, menguat 4%.
Baca Juga: China Inside: Saat Teknologi Mobil Listrik (EV) Tirai Bambu Jadi Otak Mobil Global
Meski begitu, tidak semua sektor bergerak positif. Saham perbankan dan asuransi justru melemah, masing-masing turun 0,99% dan 1,09%, menjadi yang terburuk di antara 33 subindeks industri di Bursa Tokyo.
Saham Mitsubishi UFJ Financial Group terkoreksi 1,46%, Mizuho Financial Group turun 1,04%, dan Dai-ichi Life Holdings jatuh 1,68%.
Pasar juga masih dibayangi ketidakpastian terkait jalur kenaikan suku bunga Bank of Japan (BOJ), yang mempertimbangkan inflasi domestik serta dampak perlambatan ekonomi akibat tarif AS.
Selain itu, pergantian perdana menteri Jepang bulan depan bisa menjadi alasan tambahan bagi BOJ untuk berhati-hati dalam menaikkan suku bunga berikutnya.
Saat ini, pasar memperkirakan ada 59% kemungkinan BOJ akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin ke level 0,75% pada rapat kebijakan Desember mendatang.