kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.479   -4,00   -0,02%
  • IDX 7.775   76,35   0,99%
  • KOMPAS100 1.089   12,75   1,18%
  • LQ45 797   14,91   1,91%
  • ISSI 265   0,98   0,37%
  • IDX30 414   7,49   1,84%
  • IDXHIDIV20 481   9,16   1,94%
  • IDX80 121   1,78   1,50%
  • IDXV30 131   2,24   1,73%
  • IDXQ30 134   2,45   1,86%

China Inside: Saat Teknologi Mobil Listrik (EV) Tirai Bambu Jadi Otak Mobil Global


Kamis, 11 September 2025 / 09:08 WIB
Diperbarui Kamis, 11 September 2025 / 09:11 WIB
China Inside: Saat Teknologi Mobil Listrik (EV) Tirai Bambu Jadi Otak Mobil Global
ILUSTRASI. Robotic arms assemble cars in the production line for Leapmotor's electric vehicles at a factory in Jinhua, Zhejiang province, China, April 26, 2023. China Daily via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI/MILAN. Ketika pertama kali melihat Zeekr 001 pada 2021, sebuah mobil listrik jarak jauh dengan sentuhan desain ala Eropa, para eksekutif Audi terkejut.

Mobil tersebut jadi alarm bagi merek premium Jerman itu: jika ingin bersaing dengan produsen mobil China, mereka harus memanfaatkan teknologi dari Negeri Tirai Bambu.

“Zeekr 001 saat itu benar-benar mengejutkan semua orang,” ujar Stefan Poetzl, Presiden SAIC Audi Sales and Marketing dilansir dari Reuters, Kamis (11/9/2025).

“Kami harus segera melakukan sesuatu.”

Baca Juga: Industri Komponen Otomotif Ungkap Tantangan dan Peluang Diversifikasi ke Ekosistem EV

Sebagai langkah cepat, Audi kemudian menggandeng SAIC untuk mengembangkan Audi E5 Sportback hanya dalam 18 bulan.

Mobil listrik seharga US$ 33.000 ini menggunakan teknologi buatan mitra China tersebut, mulai dari baterai, sistem penggerak listrik, software infotainment, hingga sistem bantuan mengemudi canggih.

Audi berencana mulai mengirimkan model ini ke konsumen di China bulan ini.

Fenomena serupa juga terjadi di industri global. Toyota dan Volkswagen telah merancang model khusus pasar China dengan teknologi dari GAC dan Xpeng.

Renault dan Ford bahkan melangkah lebih jauh dengan mengembangkan model global berbasis platform mobil listrik China.

Baca Juga: Efek Perang Harga: BYD Tumbang, Penjualan Mobil Listrik (EV) China Melesu!

Bisnis Baru: “China Inside”

Model kerja sama ini membuka aliran pendapatan baru bagi produsen EV China yang tengah tertekan perang harga domestik dan tensi dagang global.

Bagi pabrikan Barat, lisensi teknologi China menjadi jalan pintas untuk memangkas biaya miliaran dolar dan mempercepat waktu pengembangan mobil listrik hingga bertahun-tahun.

Strategi ini mirip kampanye “Intel Inside” di era 1990-an, ketika chip Intel menjadi simbol kualitas komputer.

Kini, produsen mobil China menawarkan “EV dalam kotak”: paket teknologi siap pakai yang mencakup platform, baterai, hingga software — siap diproduksi bahkan oleh pabrikan kecil.

Contoh konkretnya, Stellantis bekerja sama dengan Leapmotor untuk memasarkan EV di luar China.

Renault sudah lebih dulu memanfaatkan platform Dongfeng untuk Dacia Spring EV di Eropa sejak 2021, dan kini mengembangkan Twingo listrik bersama firma rekayasa asal Shanghai, Launch Design.

Baca Juga: Era Baru Mobil Listrik (EV): Tesla Terancam, Produsen Lain Kuasai Pasar Agustus!




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×