Sumber: AP News,Yahoo Finance | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Osamu Suzuki, mantan CEO Suzuki Motor Corp., yang dikenal karena kepemimpinan visionernya dalam mengubah perusahaan mobil mini asal Jepang menjadi pemain global, telah meninggal dunia pada usia 94 tahun.
Kepergiannya pada Rabu lalu meninggalkan kenangan mendalam bagi dunia industri otomotif, khususnya bagi Suzuki, yang telah ia bimbing selama lebih dari empat dekade.
Latar Belakang dan Karier Awal
Osamu Suzuki lahir pada 30 Januari 1930 dengan nama Osamu Matsuda. Setelah lulus dari Sekolah Hukum Universitas Chuo di Tokyo, Suzuki memulai kariernya di dunia perbankan.
Namun, tak lama setelah itu, ia memutuskan untuk bergabung dengan Suzuki Motor pada tahun 1958, setelah menikahi putri dari presiden perusahaan saat itu, Shunzo Suzuki, yang merupakan anggota keluarga pendiri perusahaan.
Baca Juga: Xi Jinping akan Mengunjungi Rusia pada 2025, Bahas Apa?
Sesuai dengan tradisi keluarga perusahaan Jepang, Suzuki pun mengadopsi nama belakang istrinya, Suzuki, yang kemudian menjadi identitasnya dalam dunia bisnis.
Kepemimpinan yang Mengubah Suzuki
Pada tahun 1978, Osamu Suzuki menjadi CEO Suzuki Motor Corp. dan memimpin perusahaan melalui periode yang sangat penting dalam sejarahnya.
Salah satu pencapaian terbesar selama masa kepemimpinannya adalah ketika Suzuki menjadi pabrikan mobil Jepang pertama yang memulai produksi lokal di India, yang kemudian menjadikan mobil Suzuki sangat populer di negara tersebut.
Pada tahun 1979, satu tahun setelah menjabat sebagai presiden keempat Suzuki Motor, Suzuki meluncurkan minicar terjangkau yang menjadi sangat populer di pasar domestik dan internasional.
Langkah ini membuka jalan bagi Suzuki untuk meraih sukses besar dalam memproduksi kendaraan yang cocok dengan kebutuhan konsumen yang mengutamakan harga terjangkau dan efisiensi bahan bakar.
Suzuki dan Ekspansi Global
Di bawah kepemimpinan Osamu Suzuki, penjualan Suzuki berkembang lebih dari sepuluh kali lipat, mencapai 3 triliun yen (sekitar $19 miliar) pada tahun 2000-an.
Suzuki juga berhasil menjalin kemitraan dengan beberapa perusahaan otomotif global besar, seperti General Motors dan Volkswagen AG di awal 2000-an, serta menjalin aliansi modal dengan Toyota Motor Corp. pada tahun 2019 untuk mengembangkan mobil swakemudi.
Baca Juga: Ho Chi Minh City Membuka Jalur Metro Pertama Setelah Bertahun-tahun Tertunda
Kemitraan ini menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan industri otomotif yang semakin kompetitif dan bertransformasi.
Meskipun perusahaan otomotif Jepang lainnya memperluas jangkauan mereka ke pasar Amerika Serikat dan China dengan berbagai jenis kendaraan, Suzuki tetap setia dengan mobil mini dan kompak, yang sebagian besar dijual di pasar Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Hal ini menunjukkan komitmennya untuk tetap fokus pada kebutuhan pasar tertentu, sambil menjaga kualitas dan harga produk yang terjangkau.
Filosofi Kepemimpinan Suzuki
Osamu Suzuki dikenal dengan pendekatan kepemimpinan yang sangat mendalam dan berbasis pada pemahaman langsung terhadap proses produksi. Ia percaya bahwa untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, seorang pemimpin tidak bisa hanya duduk di ruang kantornya.
Dalam wawancaranya dengan NHK, Suzuki pernah mengatakan, "Membuat produk berkualitas baik dengan harga rendah adalah dasar dari pembuatan barang. Kami tidak bisa menurunkan biaya sambil duduk di kantor presiden atau ketua, jadi saya harus berada di pabrik untuk memahami pekerjaan dan mendapatkan ide."
Pendekatan langsung Suzuki ini membawa keberhasilan besar bagi perusahaan. Ia selalu berusaha mengerti kebutuhan di lapangan dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil selaras dengan kenyataan di pabrik dan pasar.
Baca Juga: Petinggi Bank Sentral Jepang Sempat Berdebat soal Kenaikan Bunga
Pengunduran Diri dan Warisan
Pada tahun 2015, setelah mengabdi selama lebih dari tiga dekade, Osamu Suzuki mundur sebagai presiden pada usia 85 tahun, menyerahkan posisinya kepada putranya, Toshihiro Suzuki. Meskipun sudah tidak lagi memimpin perusahaan, ia tetap berperan sebagai penasihat perusahaan hingga mengundurkan diri sebagai ketua pada tahun 2021.
Kepergiannya pada usia 94 tahun akibat limfoma ganas menandai berakhirnya sebuah era bagi Suzuki Motor Corp., tetapi warisan yang ditinggalkannya akan terus hidup.
Suzuki bukan hanya dikenal sebagai pemimpin bisnis yang visioner, tetapi juga sebagai pribadi yang ramah dan rendah hati, yang selalu menekankan pentingnya kualitas, efisiensi, dan hubungan yang baik dengan semua pihak.