kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Panaskan suasana, Presiden Iran ingatkan pasukan asing di Timur Tengah dalam bahaya


Rabu, 15 Januari 2020 / 21:15 WIB
Panaskan suasana, Presiden Iran ingatkan pasukan asing di Timur Tengah dalam bahaya
ILUSTRASI. Presiden Iran Hassan Rouhani mengingatkan kekuatan asing agar menarik pasukan mereka dari Timur Tengah.


Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Presiden Iran Hassan Rouhani memanaskan suasana. Rouhani mengingatkan kekuatan asing agar menarik pasukan mereka dari Timur Tengah. Pasukan asing "mungkin dalam bahaya" jika mereka tetap di wilayah tersebut.

"Hari ini, tentara Amerika dalam bahaya, besok tentara Eropa bisa dalam bahaya," kata Hassan Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu (15/1) seperti dilaporkan Al Jazeera.

Baca Juga: Iran menangkap orang yang merekam cuplikan meledaknya pesawat Ukraina

Komentar Rouhani itu muncul sehari setelah Inggris, Prancis dan Jerman menantang Teheran karena dianggap melanggar batas-batas kesepakatan nuklir yang ditandatangani pada 2015 antara Iran dan enam negara dunia.

Selasa (13/1), negara-negara Eropa meminta Iran menghormati komitmennya berdasarkan perjanjian tersebut, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara sepihak mengundurkan diri pada tahun 2018 dari perjanjian .

Ini merupakan pertama kalinya Rouhani mengancam negara-negara Eropa di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS.

Gesekan di wilayah itu meningkat dalam beberapa bulan terakhir setelah serangkaian serangan di wilayah Teluk.

Baca Juga: Gelombang protes di Iran membesar, ajakan turun ke jalan di media sosial membahana

Kekhawatiran pecah perang muncul pada awal Januari setelah serangan udara AS menewaskan komandan militer Iran Qassem Soleimani di Baghdad. Serangan itu mendorong serangan balasan rudal Iran terhadap target AS di Irak.

Secara terpisah, Rouhani juga menolak proposal bertajuk "kesepakatan Trump" untuk menggantikan JCPOA. Dia mengatakan tawaran itu "aneh" dan mengkritik Trump karena melanggar janji.

Trump dalam tweet-nya menuliskan, "Kita harus mengganti kesepakatan Iran dengan kesepakatan Trump," kata Trump.

Baca Juga: Biar Iran tak punya senjata nuklir, PM Inggris minta Trump ganti perjanjian nuklir

Trump pada Mei 2018 menarik AS dari kesepakatan denuklirisasi Iran. Dalam perjanjian tersebut, Uran setuju menghentikan program nuklirnya dengan imbalan penangguhan hukuman dari sanksi internasional.

AS sejak keluar dari perjanjian itu menerapkan kembali berbagai sanksi terhadap Teheran dan menyerukan negosiasi atas kesepakatan baru.

Menanggapi langkah AS, Teheran telah memulai pengayaan uranium lagi dan meningkatkan program nuklirnya.

Secara terpisah Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuduh Eropa melanggar kesepakatan.

"Mereka tidak membeli minyak dari kami, semua perusahaan mereka telah ditarik dari Iran. Jadi Eropa melanggar," kata Zarif dalam konferensi di New Delhi.

Baca Juga: Iran tangkap sejumlah orang yang terlibat dalam penembakan pesawat Ukraina

Dia mengatakan masa depan kesepakatan sekarang "tergantung pada Eropa". "Uni Eropa adalah wilayah dengan ekonomi terbesar. Jadi mengapa Anda mengizinkan Amerika Serikat menggertak Anda?"



TERBARU

[X]
×