Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Fuji Keizai, perusahaan riset pasar yang berbasis di Tokyo, memperkirakan sebelum wabah virus corona pasar global untuk robot akan berkembang sekitar 2,6 kali sepanjang 2018 - 2025, mencapai sekitar ¥ 4,5 triliun. Pasar robot akan lebih banyak untuk logistik dan pengangkutan. Kendaraan terpadu otomatis seperti di gudang dan peritel online.
Baca Juga: Duh, Adidas akan menutup dua pabrik canggih bertenaga robot
Permintaan untuk robot pengiriman juga akan meningkat. Boston Consulting Group memperkirakan, akan ada kekurangan sekitar 240.000 pengemudi truk di Jepang pada tahun 2027 karena banyak pengemudi yang sudah tua pensiun. Permintaan yang kuat juga diharapkan dapat membawa barang dan menghemat tenaga manusia di restoran dan rumahsakit.
Tantangan utama peningkatan penggunaan layanan robot AI adalah biaya tinggi. Pengembang properti Mori Trust sedang mempertimbangkan untuk menggunakan robot semacam itu untuk menebus kekurangan tenaga kerja di Jepang, tetapi robot yang menggunakan teknologi self-driving bisa seharga ¥ 1 juta menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Sementara, industri di China tampaknya memiliki keunggulan. Karena robot yang diproduksi secara massal dengan biaya lebih rendah.