Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Presiden Indonesia Joko Widodo dalam sambutannya kepada para pemimpin menyayangkan “sikap tidak diinginkan” Myanmar terhadap upaya diplomatik ASEAN, kata Retno. "Keputusan ASEAN untuk mengundang perwakilan Myanmar di tingkat non-politik adalah keputusan yang berat, tetapi harus dilakukan," katanya.
"Presiden mengingatkan bahwa penting bagi kita untuk menghormati prinsip non-intervensi. Tapi di sisi lain, kita berkewajiban untuk menegakkan prinsip-prinsip lain ... seperti demokrasi, pemerintahan yang baik, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan pemerintahan yang konstitusional. ."
Baca Juga: Myanmar mengecam keputusan ASEAN karena tidak mengundang pemimpin junta di KTT ASEAN
Militer Myanmar, yang memerintah negara itu selama 49 dari 60 tahun terakhir, sangat menentang tanggapan ketat ASEAN yang tidak seperti biasanya, menuduhnya menyimpang dari norma-normanya dan membiarkan dirinya dipengaruhi oleh negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, seorang pensiunan jenderal yang dianggap sebagai pemimpin ASEAN yang paling dekat dengan pembuat kudeta Myanmar, mendesak negara itu untuk menerapkan peta jalan lima poin yang disepakati dengan ASEAN.
Dia mengatakan masalah ini sangat penting untuk reputasi blok dan ujian tekadnya.