Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Para pemimpin industri kripto dijadwalkan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih pada Jumat (7/3), untuk membahas bagaimana pemerintah akan mewujudkan visi Trump menjadikan AS sebagai "pusat kripto dunia."
Trump akan menjamu beberapa tokoh penting, termasuk Michael Saylor, CEO MicroStrategy, dan Zach Witkoff, salah satu pendiri bisnis kripto milik Trump sendiri, World Liberty Financial, menurut unggahan media sosial para eksekutif tersebut.
CEO Robinhood Markets, Vlad Tenev, juga dipastikan hadir, menurut juru bicara Robinhood. Namun, baik Witkoff maupun Saylor tidak memberikan komentar atas undangan tersebut.
Baca Juga: Pembentukan Cadangan Kripto AS Meningkatkan Kepercayaan Terhadap Aset Digital Ini
Para peserta mengantisipasi bahwa pertemuan ini akan berfokus pada rencana Trump untuk membangun cadangan strategis yang berisi bitcoin dan empat mata uang kripto lainnya.
Pada Kamis (6/3), Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mendirikan cadangan tersebut, dengan menginstruksikan Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan AS untuk mengembangkan strategi "tanpa beban anggaran tambahan" dalam memperoleh bitcoin tanpa menambah biaya bagi wajib pajak.
Pertemuan ini dijadwalkan dimulai pukul 1:30 siang waktu setempat (18:30 GMT), menurut undangan yang beredar.
Gedung Putih telah mengumumkan KTT ini sejak Jumat, 28 Februari, tetapi belum memberikan rincian agenda maupun daftar peserta, termasuk kemungkinan tindakan eksekutif lebih lanjut.
"Untuk pertama kalinya, para pemimpin industri merasa mereka akan terlibat dalam diskusi yang kolaboratif," kata Les Borsai, salah satu pendiri Wave Digital Assets, sebuah firma investasi kripto, meskipun ia sendiri tidak mendapat undangan.
Baca Juga: Trump Perintahkan Cadangan Bitcoin 'Fort Knox' dan Penimbunan Aset Digital
Cadangan Strategis Kripto: Isu Utama
Para peserta mengaku ingin mengetahui lebih banyak detail tentang cadangan strategis, yang rencananya akan diisi dengan aset kripto milik pemerintah yang diperoleh melalui penyitaan dalam kasus kriminal atau perdata, menurut David Sacks, penasihat khusus Gedung Putih untuk kebijakan kripto.
"Cadangan strategis ini akan menjadi poin perdebatan terbesar bagi banyak dari kami," ujar JP Richardson, CEO dari pengembang dompet bitcoin Exodus.
Meskipun ia memiliki empat mata uang kripto lain yang diusulkan Trump, ia tidak yakin bahwa mereka layak dimasukkan ke dalam cadangan strategis.
"Kripto telah berkembang pesat, tetapi masih merupakan industri yang relatif baru," tambahnya. Menurutnya, beberapa mata uang lain memiliki mekanisme yang berbeda dari bitcoin, yang bisa menimbulkan risiko tambahan.
Baca Juga: Trump Gelar KTT Kripto, Lebih dari 20 CEO Industri Aset Kripto Dijadwalkan Hadir
CEO Coinbase Brian Armstrong dalam unggahannya di media sosial X pada Minggu lalu, menyatakan bahwa cadangan berbasis bitcoin saja adalah opsi terbaik.
Armstrong dan Richardson telah mengonfirmasi kehadiran mereka dalam pertemuan ini kepada Reuters.
CEO Tether, Paolo Ardoino, juga mengunggah foto dirinya di Gedung Putih pada Kamis, yang mengisyaratkan bahwa pemimpin stablecoin terbesar di dunia itu mungkin menghadiri KTT tersebut. Namun, Reuters belum dapat memastikan kehadirannya.
Implikasi Regulasi dan Potensi Konflik Kepentingan
Sejumlah peserta menyambut baik sikap pemerintahan Trump yang menganggap kripto sebagai kelas aset utama dan berharap kebijakan regulasi ke depan bisa lebih jelas.
"Yang paling dibutuhkan semua pihak saat ini adalah kejelasan tentang tingkat pengawasan, intensitas regulasi, serta siapa regulator utama yang akan bertanggung jawab," kata Yesha Yadav, dekan asosiasi dan profesor hukum di Vanderbilt University.
Kejelasan tersebut bisa mempercepat persetujuan ETF kripto oleh Securities and Exchange Commission (SEC), yang masih menghadapi banyak hambatan regulasi.
Baca Juga: Resmi! Trump Teken Perintah Eksekutif Pembentukan Cadangan Bitcoin Strategis
Namun, Trump sendiri telah terlibat dalam berbagai bisnis kripto, termasuk meme coin serta kepemilikannya di World Liberty Financial, yang menimbulkan kekhawatiran soal konflik kepentingan.
Tim Trump menyatakan bahwa ia telah menyerahkan kendali atas bisnis-bisnisnya kepada pihak ketiga yang sedang dikaji oleh pengacara etika independen. Gedung Putih belum memberikan komentar lebih lanjut mengenai hal ini.