Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Nilai tukar yen Jepang kembali tertekan dan bergerak mendekati level terendah terhadap euro pada perdagangan Senin (22/12/2025), setelah Bank of Japan (BOJ) mempertahankan nada kebijakan yang berhati-hati meski baru saja menaikkan suku bunga.
Yen tercatat melemah mendekati posisi terendah dalam 11 bulan terhadap dolar Amerika Serikat dan hampir menyentuh level terendah 17 bulan terhadap dolar Australia.
Pelemahan ini terjadi setelah Gubernur BOJ Kazuo Ueda tidak memberikan sinyal kebijakan moneter yang lebih agresif pascakenaikan suku bunga.
Upaya peringatan terkait potensi intervensi mata uang yang disampaikan pemerintah Jepang juga belum mampu memberikan dampak berarti ke pasar.
Baca Juga: Skandal 1MDB: Mantan PM Malaysia Najib Razak Hadapi Dua Putusan Penting Pekan Ini
Diplomat mata uang utama Jepang, Atsushi Mimura, menyatakan kekhawatirannya atas pergerakan nilai tukar yang “tajam dan sepihak”, serta menegaskan otoritas akan mengambil langkah yang diperlukan jika volatilitas dinilai berlebihan.
Seperti diketahui, BOJ pada Jumat lalu menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 0,75%, level tertinggi dalam tiga dekade terakhir. Kenaikan ini telah banyak diantisipasi pasar.
Meski pernyataan resmi BOJ membuka peluang pengetatan lanjutan, Ueda menegaskan bahwa waktu dan kecepatan kenaikan berikutnya akan sangat bergantung pada data ekonomi ke depan.
Minimnya sinyal hawkish tersebut memicu aksi jual yen. Mata uang Jepang melemah 1,3% terhadap euro, 1,4% terhadap dolar AS, dan 1,5% terhadap dolar Australia.
Di sisi lain, pasar obligasi pemerintah Jepang mengalami tekanan signifikan, dengan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun melonjak menembus level psikologis 2%, tertinggi sejak 1999.
Baca Juga: Google Rekrut Ulang Mantan Karyawan, 20% Insinyur AI 2025 Berstatus Boomerang
Analis IG Tony Sycamore menilai, meskipun BOJ mengakui imbal hasil riil masih “sangat rendah”, konferensi pers Gubernur Ueda tidak memberikan panduan baru terkait arah kebijakan selanjutnya.
“Ketiadaan kejelasan soal laju kenaikan suku bunga ke depan mengecewakan pasar dan memicu pelemahan yen,” tulisnya dalam catatan kepada klien.
Sycamore menambahkan, jika yen menembus level 158 per dolar AS secara meyakinkan, maka peluang pelemahan lanjutan hingga mendekati puncak tahunan di kisaran 158,87 akan terbuka.
Pada perdagangan Senin, dolar AS sedikit melemah 0,1% ke level 157,56 yen, namun masih dekat dengan level tertinggi bulan lalu di 157,90.
Euro turun tipis 0,1% ke 184,51 yen, tetap berada dekat rekor tertinggi di 184,75. Sementara itu, euro stabil di level US$ 1,1714.
Baca Juga: ASEAN Upayakan Penyelesaian Konflik Thailand–Kamboja Lewat Pertemuan di Malaysia
Dolar Australia melemah tipis ke 104,20 yen, tidak jauh dari level 104,39 yang dicapai awal bulan ini, tertinggi sejak Juli tahun lalu. Di sisi lain, dolar Australia menguat 0,1% terhadap dolar AS ke level US$ 0,6616.
Analis Commonwealth Bank of Australia menilai pasangan dolar Australia-yen masih mendapat dukungan fundamental dari sentimen risiko yang solid serta selisih imbal hasil obligasi pemerintah Australia dan Jepang.
Bank tersebut memproyeksikan pasangan mata uang ini berpotensi menguat hingga 109 yen per dolar Australia pada Maret mendatang.













