kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.735   13,00   0,08%
  • IDX 8.319   76,61   0,93%
  • KOMPAS100 1.160   10,25   0,89%
  • LQ45 847   5,05   0,60%
  • ISSI 287   1,55   0,54%
  • IDX30 445   4,14   0,94%
  • IDXHIDIV20 511   0,49   0,10%
  • IDX80 130   1,17   0,90%
  • IDXV30 136   0,08   0,06%
  • IDXQ30 142   0,93   0,66%

Pasar Kripto Jepang Kembali Bergairah di Tengah Harapan Pelonggaran Regulasi


Rabu, 05 November 2025 / 15:41 WIB
Pasar Kripto Jepang Kembali Bergairah di Tengah Harapan Pelonggaran Regulasi
ILUSTRASI. Bursa kripto dan sejumlah lembaga keuangan di Jepang tengah berlomba-lomba meluncurkan produk serta layanan baru untuk memanfaatkan meningkatnya antusiasme investor


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa kripto dan sejumlah lembaga keuangan di Jepang tengah berlomba-lomba meluncurkan produk serta layanan baru untuk memanfaatkan meningkatnya antusiasme investor terhadap aset digital, di tengah harapan akan pelonggaran regulasi.

Lonjakan aktivitas ini mencerminkan meningkatnya selera risiko investor Jepang, di saat inflasi melampaui pertumbuhan upah, sekaligus menandai berakhirnya periode kehati-hatian yang sempat muncul akibat skandal peretasan besar pada 2014 dan 2018.

Nilai Aset Kripto Jepang Capai Rekor Tertinggi

Menurut data terbaru, total aset kripto yang dimiliki investor Jepang menembus rekor 5 triliun yen (sekitar US$33,16 miliar) pada akhir Juli 2025 — melonjak 25% hanya dalam waktu satu bulan. Sebagai perbandingan, harga Bitcoin, yang merupakan aset dominan, hanya naik sekitar 15% dalam periode yang sama.

Hingga akhir September, total kepemilikan kripto sempat sedikit turun menjadi 4,9 triliun yen, namun tren pertumbuhan tetap kuat.

Baca Juga: Tekanan Jual Besar dari Whale, Kapitalisasi Pasar Dogecoin Anjlok US$5 Miliar

Pelaku industri kini bersiap menyambut fase ekspansi baru. Regulasi yang tengah dibahas berpotensi menurunkan pajak atas keuntungan kripto serta melonggarkan batasan perdagangan dengan dana pinjaman (leverage) dan sekuritisasi aset, yang bisa menarik lebih banyak investor ritel.

“Peluang Masih Sangat Besar”

“Jumlah pemilik akun sekuritas di Jepang tiga kali lebih banyak daripada akun kripto, jadi masih ada peluang yang sangat besar,” kata Satoshi Hasuo, Direktur Eksekutif Coincheck.
“Selanjutnya, kami harus memikirkan bagaimana memenangkan mereka,” tambahnya.

Sementara itu, CJ Fong, General Manager Asia Pasifik di GSR, mengatakan perusahaannya tahun ini menjalin lebih banyak diskusi dengan bursa dan lembaga keuangan Jepang guna meningkatkan likuiditas aset digital.

Kebangkitan aktivitas ini juga mencerminkan kembalinya Jepang sebagai pasar kripto utama dunia, di tengah dorongan global yang diperkuat oleh kebijakan pro-kripto pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

“Pemerintahan Trump telah mendorong pemerintah dan regulator Jepang untuk mengadopsi pendekatan yang lebih bersahabat terhadap kripto, agar Jepang tidak tertinggal,” ujar Noriyuki Hirosue, CEO Bitbank.

Menurut laporan Chainalysis, Jepang menempati peringkat ke-19 dari 20 negara teratas dalam adopsi kripto global tahun ini.

Produk dan Pemain Baru Muncul

Bursa-bursa besar kini tengah menyiapkan produk dan layanan baru menjelang perubahan regulasi yang akan menyetarakan pajak atas keuntungan aset digital dengan pajak atas sekuritas. Kebijakan ini juga bisa membuka jalan bagi ETF kripto serta instrumen investasi bebas pajak.

Otoritas Jasa Keuangan Jepang (FSA) sedang menyempurnakan rancangan aturan tersebut, yang jika disetujui parlemen, akan mulai berlaku pada 2026 atau 2027.

Baca Juga: Pasar Kripto Anjlok, Nilai Pasar Hilang Lebih dari US$270 Miliar dalam 24 Jam

Hirosue menyebut bahwa perubahan pajak serupa pada pasar valuta asing (forex) pada 2012 memicu ledakan perdagangan hingga naik sepuluh kali lipat dalam satu dekade, dan menilai hal yang sama bisa terjadi di pasar kripto.

Pada Agustus lalu, Coincheck mengumumkan kemitraan dengan unit aset kripto Mercari, platform e-commerce terkemuka di Jepang, untuk memperluas penawaran aset digital bagi pengguna umum.

Mercari sendiri telah memperkenalkan fitur perdagangan kripto sederhana sejak Maret 2023 dan tumbuh hingga memiliki 3,4 juta akun kripto per Juli 2025, atau sekitar 25% dari total 13,2 juta akun kripto di Jepang.

Menurut para pelaku industri, pertumbuhan pesat Mercari membantu memperluas basis investor dan memperkenalkan kripto ke khalayak yang lebih luas.

SBI dan Bank Jepang Siap Masuki Pasar Kripto

SBI VC Trade, anak usaha grup keuangan SBI Holdings, juga tengah mempertimbangkan peningkatan layanan perdagangan leverage, seiring kemungkinan rasio leverage dinaikkan dari 2 kali menjadi 5–10 kali.

Presiden SBI VC Trade, Tomohiko Kondo, mengatakan pihaknya juga berencana menawarkan layanan pinjaman dengan stablecoin USDC serta meluncurkan produk ETF kripto.

Sementara itu, laporan Nikkei pada Oktober menyebut regulator Jepang tengah mempertimbangkan untuk mengizinkan bank dan grup perbankan meluncurkan layanan perdagangan kripto, guna memperluas akses pasar dan meningkatkan kompetisi.

Investor Ritel Mengejar Imbal Hasil Lebih Tinggi

Lonjakan perdagangan kripto di Jepang terjadi ketika investor ritel berupaya mencari imbal hasil lebih tinggi dan diversifikasi dari aset berimbal rendah seperti obligasi pemerintah atau deposito bank.

“Lebih dari 90% aset saya dalam kripto. Diversifikasi baru penting ketika Anda sudah punya kekayaan besar,” kata Umi Soyama, karyawan 27 tahun di sebuah agensi periklanan Tokyo yang telah berinvestasi kripto selama dua tahun.

Baca Juga: Aktivitas Whale Tekan XRP, Harga Terancam 'Death Cross' dan Koreksi Lebih Dalam

“Saya ingin mengambil risiko sekarang. Jika sudah cukup aset, baru saya alihkan ke saham, obligasi, dan emas,” tambahnya.

Beberapa investor juga mengaku termotivasi oleh kebijakan pro-kripto Donald Trump. SBI VC Trade mencatat lonjakan pembukaan akun hingga lima kali lipat pada bulan Trump terpilih sebagai presiden.

Namun, volatilitas tinggi tetap menjadi risiko utama.

“Harga kripto bisa naik atau turun drastis. Investor harus memahami pergerakan semacam ini dan memandang kripto sebagai investasi alternatif, bukan investasi utama,” kata Motonobu Matsuo, Direktur Senior Asosiasi Pedagang Sekuritas Jepang.

Dengan harga aset mendekati level tertinggi sepanjang masa, sebagian investor mulai melakukan rebalancing portofolio.

“Anda tidak bisa mendapatkan imbal hasil 100 atau 200 kali lipat di aset lain, dan pelonggaran regulasi memang membuat kripto makin menarik. Tapi altcoin itu seperti berjudi—sedikit lebih baik dari pacuan kuda,” ujar Kou Okamoto, CFO sebuah perusahaan keuangan di Tokyo.

“Saya sedang mempertimbangkan untuk memindahkan sebagian dana ke investasi berisiko menengah,” katanya.

Selanjutnya: Bolehkah Penderita Darah Tinggi Minum Kopi? Ini Jawabannya

Menarik Dibaca: Bolehkah Penderita Darah Tinggi Minum Kopi? Ini Jawabannya




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×