Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Griffiths mengatakan bahwa kelangkaan uang tunai di Afghanistan merupakan hambatan utama bagi setiap sektor ekonomi. Pihaknya berharap dapat menyelesaikan masalah itu sebelum akhir bulan ini.
"Dengan dukungan dari Bank Dunia serta sistem PBB, kami sedang berusaha membangun inisiatif pertukaran mata uang yang akan memungkinkan likuiditas masuk ke ekonomi," ungkap Griffiths.
Sementara itu di Ethiopia, di mana konflik antara pemerintah dan pasukan Tigrayan telah menyebar ke wilayah Amhara dan Afar. Ribuan orang dilaporkan telah mengungsi selama satu tahun terakhir. Kekeringan dan hama mendorong lebih banyak orang ke kondisi krisis.
Data PBB menyebut ada hampir 26 juta orang Etiopia membutuhkan bantuan, termasuk lebih dari 9 juta yang bergantung pada jatah makanan, 5 juta di antaranya ada di Tigray. Kondisi ini terus berkembang di tengah meningkatnya angka kekurangan gizi.
"Ethiopia adalah yang paling mengkhawatirkan mungkin hampir pasti dalam hal kebutuhan darurat segera. Ada 400.000 orang telah dianggap berisiko kelaparan pada bulan Mei," pungkas Griffiths.