Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Ekonomi India pada kuartal II 2020 diperkirakan akan mencatatkan penurunan paling tajam dari seluruh negara di kawasan Asia.
Berdasarkan hasil polling yang dilakukan Bloomberg terhadap sejumlah ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB) India pada kuartal II yang akan dirilis hari ini, Senin (31/8) kemungkinan akan turun 19,2% year on year (YoY).
Baca Juga: China terjunkan dua jenis kapal destroyer baru, Type 055 dan Type 052D
PDB kuartal II tersebut akan menjadi kontraksi paling dalam yang dialami India sejak negara tersebut menerbitkan laporan ekonomi kuartalan sejak tahun 1996 dan lebih buruk dari ekonomi utama Asia yang pernah dilacak Bloomberg.
India tampaknya akan sulit memulihkan ekonominya. Sudah lebih dari 65.000 kasus baru positif Covid-19 setiap hari di India dan total kasusnya hingga saat ini sudah mencapai 3 juta.
Gabungan kebijakan moneter dan fiskal yang dilakukan India untuk menopang ekonominya telah gagal yang menyebabkan jutaan orang pengangguran dan sejumlah bisnis berada di ambang kebangkrutan.
Sebelum pandemi Covid-19 merebak, ekonomi India sudah mengalami perlambatan karena krisis shodow banking yang menekan kredit baru sehingga berdampak pada tingkat konsumsi yang merupakan penyumbang 60% terhadap PDB India.
Kebijakan lockdown yang dilakukan sejak pertengahan Maret untuk mengurangi penyebaran Covid-19, telah memukul perekonomian India. Aktivitas bisnis terhenti dan jutaaan pekerja meninggalkan kota untuk pulang kampung.
Baca Juga: Thailand tunda pembelian dua kapal selam militer dari China, ada apa?
Hal itu membuat PDB mengalami kontraksi pertama secara tahunan dalam lebih dari empat dekade. Menurut survey terpisah yang dilakukan Bloomberg, PDB satu tahaun penuh akan turun 5,6%.
Rahul Bajoria, Kepala Ekonom India Barclays Plc memperkirakan akan terjadi penurunan 25,5% dalam PDB kuartal II karena pukulan yang dihadapi India belum pernah terjadi sebelumnya.
“Kebijakan lockdown yang diperpanjang sepanjang April dan Mei, dan sebagian besar negara bagian memperpanjang pembatasan parsial mereka sendiri sepanjang Juni. Ekonomi pedesaan, pengeluaran pemerintah dan kebutuhan pokok kemungkinan akan menjadi satu-satunya sektor yang memitigasi beberapa penurunan,” kata Rahul dikutip Bloomberg, Senin (31/8).
Baca Juga: China tambah marah, kini dengan Ceko, ini sebabnya
Menurut Reserve Bank of India (RBI), layanan transportasi, perhotelan, rekreasi dan kegiatan budaya sangat terguncang oleh pandemi tersebut.
"Guncangan permintaan begitu parah sehingga akan membutuhkan waktu cukup lama untuk memperbaiki dan mendapatkan kembali momentum sebelum Covid-19," tulis RBI dalam laporan tahunannya.