kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembalasan Iran ke AS dinilai terlalu cepat & marah, ada bahaya nyata lepas kendali


Rabu, 08 Januari 2020 / 14:39 WIB
Pembalasan Iran ke AS dinilai terlalu cepat & marah, ada bahaya nyata lepas kendali
ILUSTRASI. Jet Angkatan Udara F-16 selama latihan NATO di Estonia, 12 Juni 2018.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Aksi balasan Iran terhadap Amerika Serikat terhadap pembunuhan komandan tertinggi Iran A. Qasem Soleimani dinilai terlalu cepat dan terlalu marah (Too fast and too furious).

Dan sekarang dinilai ada bahaya nyata dimana situasi bisa lepas kendali. Hal itu dikatakan seorang pakar Timur Tengah pada hari Rabu seperti dilansir CNBC.

Baca Juga: Kemenkeu pantau dampak volatilitas harga minyak dunia ke APBN pasca AS-Iran memanas

"Tapi lihat, Iran telah menunjukkan tujuannya ... dalam banyak hal, kami mengharapkan pembalasan Iran. Saya, untuk satu, tidak berpikir itu akan datang begitu cepat dan sangat marah, tapi itulah yang terjadi, "kata Alex Vatanka, rekan senior di Institut Timur Tengah, mengatakan kepada CNBC Squawk Box Asia. 

Iran menembakkan lebih dari selusin rudal balistik terhadap beberapa pangkalan Irak yang menampung pasukan AS di Irak pagi hari Rabu waktu setempat, menurut sebuah pernyataan oleh Departemen Pertahanan AS. Pentagon menambahkan bahwa itu bekerja pada penilaian kerusakan pertempuran awal.

Serangan itu terjadi kurang dari seminggu setelah serangan udara AS yang dibenarkan oleh Presiden AS Donald Trump yang membunuh Soleimani, yang memimpin Pasukan Quds Iran, sayap operasi asing dari paramiliter elit Korps Pengawal Revolusi Islam paramiliter.

Baca Juga: Pesawat Ukraina jatuh di Iran, 170 penumpang tewas

"Ada bahaya nyata yang akan keluar dari kendali," kata Vatanka.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan apa kemungkinan reaksi dari AS," katanya, seraya menambahkan bahwa jumlah korban akan menjadi faktor besar yang menentukan langkah Amerika selanjutnya.




TERBARU

[X]
×