kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembuatan kapal Aegis Jepang penangkal rudal Korea Utara segera disetujui


Senin, 30 November 2020 / 14:19 WIB
Pembuatan kapal Aegis Jepang penangkal rudal Korea Utara segera disetujui
ILUSTRASI. Kapal destroyer Maya milik Angkatan Laut Pasukan Bela Diri Jepang.


Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Kabinet Jepang segera menyiapkan persetujuan terkait rencana pembuatan dua kapal Aegis baru, yang kelak menjadi tameng untuk ancaman rudal Korea Utara.

Harapannya, kapal Aegis yang dirancang untuk melawan anaman rudal Korea Utara ini bisa disetujui pada pertengahan Desember nanti. Sehingga, biayanya bisa diatur dalam anggaran fiskal 2021 yang juga akan disusun akhir tahun nanti.

Pada Juni lalu, Jepang membatalkan rencana untuk menggunakan sistem Aegis Ashore yang dikembangkan Amerika Serikat (AS) di wilayah Timur Laut dan Barat Jepang karena masalah teknis, pembengkakan biaya, serta penolakan publik.

Setelah mendapat penolakan, Pemerintah Jepang, yang saat itu masih dipimpin Shinzo Abe, merilik dua opsi lain. Yakni, memasangkan sistem Aegis ke kapal buatan swasta dan di struktur lepas pantai yang mirip dengan rig minyak.

Dikutip dari Kyodo, Kementerian Pertahanan Jepang telah mendorong pembangunan kapal Aegis, dan pembuat kebijakan pertahanan dari Partai Demokrat Liberal yang berkuasa memberikan dukungan rencana tersebut pekan lalu.

Kapal Aegis baru yang akan dibuat nantinya meningkatkan jumlah kapal perang dari Angkatan Laut Pasukan Bela Diri menjadi 10 unit. Jumlah kapal Aegis Jepang hanya kalah dari Angkatan Laut AS.

Baca Juga: China sebut kehadiran bomber AS di Laut China Selatan sebagai tantangan terbuka

Dengan jumlah yang makin banyak ini, Jepang juga akan lebih leluasa untuk mengawasi aktivitas China di Laut China Selatan.

Walaupun persetujuan sudah di depan mata, pembuatan kapal Aegis ini masih mendapat halangan, terutama dari aspek keuangan.

Perkiraan baru-baru ini menunjukkan, dua kapal perusak Aegis canggih akan menelan biaya lebih dari ¥500 miliar (US$ 4,8 miliar). Jumlah itu ¥100 miliar lebih banyak dari perkiraan awal.

Masalah lain yang juga akan dihadapi adalah kekurangan pesonel Angkatan Laut. Ini merupakan salah satu alasan pemerintah awalnya mempertimbangkan sistem pencegat rudal berbasis darat yang akan dioperasikan oleh Angkatan Darat Pasukan Bela Diri.

Saat ini, kementerian terkait sedang mempertimbangkan untuk menaikkan usia pensiun prajurit agar kapal-kapal Aegis nanti memiliki cukup awak untuk bisa beroperasi.

Selanjutnya: AS sambut baik pakta militer Jepang-Australia, berharap bisa segera berlatih bersama




TERBARU

[X]
×