Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dia menyebut AfD sebagai satu-satunya harapan bagi Jerman menjelang pemilihan umum pada 23 Februari.
Ketika ditanya tentang Musk dalam sebuah wawancara dengan majalah berita Jerman Stern, Scholz berkata, "Di Jerman, keinginan warga negara menang, bukan pernyataan tidak menentu dari seorang miliarder dari AS."
Mengenai hinaan Musk, ia berkata, "Jangan beri makan troll."
Yang lebih mengkhawatirkan, katanya, adalah dukungan Musk terhadap AfD, yang ia sebut sebagai partai "ekstremis sayap kanan".
Pemimpin Eropa Berang
Para kritikus Musk di Eropa mendesak Uni Eropa untuk mengatur postingan Musk.
Beberapa pemimpin telah menyuarakan kekhawatiran bahwa hal itu merupakan campur tangan pemilu.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan minggu ini, "Sepuluh tahun lalu, siapa yang akan percaya jika kita diberi tahu bahwa pemilik salah satu jejaring sosial terbesar di dunia, ikut campur tangan langsung dalam pemilihan umum, termasuk di Jerman?"
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menimpali. Dia menuduh Musk memimpin kaum sayap kanan internasional yang telah dilawan di Spanyol selama bertahun-tahun, yang kerap memicu kebencian dan secara terbuka mendukung pewaris Nazisme di Jerman.
Melansir BBC, Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store juga turut memberikan komentar. Gahr mengatakan bahwa ia merasa khawatir seseorang dengan akses besar ke jaringan sosial dan sumber daya ekonomi yang signifikan terlibat secara langsung dalam urusan internal negara lain.
Tonton: Musk Sumbang Rp 1,753 Triliun kepada Badan Amal yang Tak Disebutkan Namanya
Juru bicara pemerintah Spanyol, Pilar Alegría, mengatakan platform digital seperti X harus bertindak dengan netralitas mutlak dan terutama tanpa campur tangan apa pun.
Setelah penyelidikan dibuka pada bulan Desember 2023, regulator Eropa secara resmi mendakwa X pada bulan Juli lalu, menjadikan platform tersebut sebagai yang pertama menghadapi tuntutan atas dugaan disinformasi dan konten ilegal berdasarkan Undang-Undang Layanan Digital Uni Eropa yang baru.
Uni Eropa secara historis bertindak jauh lebih keras untuk mengatur platform media sosial dan kebebasan berbicara daring dibandingkan regulator di AS, yang menikmati perlindungan kebebasan berbicara yang luas berdasarkan Amandemen Pertama.