kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,54   6,90   0.74%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemimpin militer Sudan: Bukan kudeta, semua ini untuk menghindari perang saudara


Rabu, 27 Oktober 2021 / 13:04 WIB
Pemimpin militer Sudan: Bukan kudeta, semua ini untuk menghindari perang saudara
ILUSTRASI. Pemimpin militer Sudan Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan saat melakukan konferensi pers terkait pengambilalihan kekuasaan pada Rabu, 27 Oktober 2021.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KHARTOUM. Pemimpin militer Sudan akhirnya angkat bicara terkait pengambilalihan kekuasaan awal pekan ini. Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan menegaskan, penggulingan kekuasaan dilakukan demi mencegah perang saudara.

Berbicara pada konferensi pers pertamanya sejak pengambilalihan kekuasaan pada Rabu (27/10), Jenderal Burhan mengatakan, militer tidak memiliki pilihan lain selain membungkam para politisi yang menghasut orang-orang untuk melawan angkatan bersenjata.

Secara tegas, Burhan juga menyebut upayanya ini bukan merupakan kudeta. "Situasi bahaya yang kita lihat minggu ini bisa membawa negara ini ke dalam perang saudara," ungkap Burhan, seperti dikutip Reuters.

Terkait sejumlah pejabat yang ditangkap, termasuk Perdana Menteri Abdalla Hamdok, Burhan menyebutkan, semuanya dalam keadaan baik-baik saja. Kini, Hamdok ditempatkan di kediaman Burhan dengan alasan keamanan.

"Perdana menteri ada di rumahnya. Namun, kami takut dia ada di situasi berbahaya, sehingga dia ditempatkan bersama saya di rumah saya," lanjut Burhan.

Baca Juga: AS hentikan bantuan ekonomi senilai US$ 700 ke Sudan karena kudeta militer

Pada Senin (25/10), Buhan juga sempat muncul di televisi saat mengumumkan pembubaran Dewan Berdaulat, sebuah badan yang dibentuk untuk mengupayakan pembagian kekuasaan antara militer dan warga sipil, serta membawa Sudan menuju pemilihan umum yang bebas.

Pengambilalihan militer pada Senin praktis menghentikan transisi Sudan ke demokrasi, dua tahun setelah pemberontakan rakyat menggulingkan otokrat Islam lama yang berkuasa Omar Al-Bashir.

Selain perdana menteri, militer juga dilaporkan menangkap sebagian besar anggota kabinet, beserta sejumlah pemimpin partai pendukung pemerintah.

Unjuk rasa menentang pemerintah militer memburuk pada Selasa (26/10). Ribuan orang dilaporkan ikut serta dalam aksi unjuk rasa menentang pengambilalihan militer di jalan-jalan Khartoum dan Omdurman. Seorang pejabat kesehatan mengatakan, sedikitnya tujuh orang tewas akibat tembakan.

Burhan saat ini menyatakan, keadaan darurat di seluruh negeri dan memerintahkan militer Sudan untuk aktif menjaga keamanan. Ia berjanji untuk mengadakan pemilihan pada Juli 2023 dan menyerahkan pemerintahan ke pemerintah sipil.

Selanjutnya: Unjuk rasa menolak kudeta militer pecah di Sudan, 7 orang tewas tertembak




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×